TANJUNG REDEB , PORTALBERAU– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau yang akan bekerja sama dengan Coklat Monggo, produsen cokelat asal Yogyakarta, untuk mengembangkan industri cokelat di Bumi Batiwakkal.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini mengungkapkan bahwa untuk mencapai kerjasama tersebut pihaknya tengah menyusun Detail Engineering Design (DED) untuk pembangunan kawasan sentra industri kakao di Kampung Suaran.
Hal ini merupakan langkah awal dalam mendorong hilirisasi produk kakao menjadi cokelat berkualitas.
Rencana kerjasama tersebut nantinya diiringi dengan pembangunan rumah industri kakao di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung, yang diharapkan dapat dibangun pada tahun 2025 nanti.
“Kami juga sedang mempersiapkan pelatihan dan pengelolaan sumber daya manusia (SDM). Saat rumah industri cokelat beroperasi, SDM kita sudah terlatih,” ungkapnya.
Langkah ini merupakan tindak lanjut arahan Bupati Berau untuk memperkuat hilirisasi produk lokal.
Dalam kerja sama ini, Pemkab Berau melatih tenaga kerja lokal dengan bantuan peralatan dari pemerintah, sementara pihak Coklat Monggo bertanggung jawab atas produksi dan pelatihan.
“Diharapkan nantinya produk cokelat yang dihasilkan memiliki kualitas setara dengan Coklat Monggo,” tambahnya.
Meski pengembangan dilakukan bertahap, Disbun Berau optimis melanjutkan upaya ini.
Bahkan, Bupati Berau telah memulai pembicaraan awal dengan manajemen Coklat Monggo.
“Tahun depan, kami akan mendiskusikan mekanisme kerja sama lebih lanjut dengan mereka,” ujar Lita.
Ditambahkannya, saat ini Pemkab Berau juga telah memulai pembangunan rumah produksi cokelat di Suaran.
Nantinya, pengolahan pasca panen akan menjadi tanggung jawab Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag).
Selain itu, koordinasi intensif dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait terus dilakukan demi kelancaran proyek ini.
Enam kecamatan di Berau telah ditetapkan sebagai sentra kakao, yaitu Sambaliung, Segah, Teluk Bayur, Gunung Tabur, Derawan, dan Kelay. Sambaliung menjadi daerah dengan potensi terbesar untuk pengembangan kakao.
“Pemkab siap mendukung petani kakao di wilayah tersebut dengan bantuan stimulan, seperti bibit, pupuk, obat-obatan, dan pembinaan teknis,” jelasnya.
Sebelumnya, kakao sempat menjadi komoditas unggulan di Berau sebelum digantikan kelapa sawit. Berdasarkan SK 2018, enam kecamatan telah ditetapkan sebagai kawasan pengembangan kakao, dan komitmen itu diperkuat dengan SK 2023.
“Kami akan terus mendukung mulai dari pengembangan lahan, peningkatan produksi, pelatihan, hingga pengolahan pasca panen,” tutupnya.
Hal ini pun direspon oleh Wakil Ketua Komisi II DPRD Berau, Arman Nofriansyah yang mengatakan bahwa sebagai legislatif yang ditempatkan pada komisi yang membawahi sektor perkebunan.
Tentu, kakao memang memiliki potensi dalam kemajuan Kabupaten Berau.
“Kakao sebagi bahan dasar coklat merupakan potensi yang besar untuk jangka panjang Berau ke depan. Tentunya perlu kolaborasi dalam pengembangannya,” ujarnya pada Sabtu (28/12/2024).
Arman menambahkan, pihaknya akan mendukung pengembangan industrial bahan dasar coklat ini.
Termasuk, dalam dukungan anggaran yang akan diperjuangkan.
“Akan kami dukung selama kebutuhan tersebut untuk kemajuan di Kabupaten Berau,” jelasnya.
Disebutnya bahwa dukungan anggaran tersebut juga tidak terlepas dari rencana Pemkab Berau yang ingin mengembangkan industri kakao dengan membangun sebuah rumah industri kakau di Kampung Suaran, Kecamatan Sambaliung.
“Rencana rumah industri tersebut baik, tentu ini juga akan menjadi salah satu yang akan kita perjuangkan anggarannya,” bebernya.
Tidak lupa, Arman memberikan apresiasi kepada Pemkab Berau dalam hal ini Disbun Berau yang juga merencanakan kerjasama Coklat Monggo, produsen cokelat asal Yogyakarta,.
“Ini langkah yang tepat, jadi bukan hanya mengharapkan dukungan anggaran. Namun, juga kolaborasi, akan tetapi tidak lupa pula terhadap pengembangan SDM para petani industri kako,” kuncinya. (*/)