• Home
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Advertorial
    • DPRD Berau
    • Pemkab Berau
    • PT.Berau Coal
  • Lainnya
    • Sosial
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Tentang Kami
    • Iklan Banner
    • Kebijakan Privacy
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Pedoman Siber
    • Redaksi
    • SOP Perlindungan Wartawan
Minggu, Juni 1, 2025
  • Login
Portal Berau
  • Home
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Advertorial
    • DPRD Berau
    • Pemkab Berau
    • PT.Berau Coal
  • Lainnya
    • Sosial
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Tentang Kami
    • Iklan Banner
    • Kebijakan Privacy
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Pedoman Siber
    • Redaksi
    • SOP Perlindungan Wartawan
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Advertorial
    • DPRD Berau
    • Pemkab Berau
    • PT.Berau Coal
  • Lainnya
    • Sosial
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Tentang Kami
    • Iklan Banner
    • Kebijakan Privacy
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Pedoman Siber
    • Redaksi
    • SOP Perlindungan Wartawan
No Result
View All Result
Portal Berau
No Result
View All Result

Berau Belum Maksimalkan Potensi Blue Carbon, Padahal Bisa Dapatkan Insentif Ekonomi

admin by admin
28 Desember 2024
in Berau
0

Sekretaris Dinas Perikanan Berau, Yunda Zuliarsih. (Wahyudi)

TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemkab Berau masih belum sepenuhnya memanfaatkan potensi blue carbon atau karbon biru, yang sebenarnya bisa memberikan insentif ekonomi yang signifikan bagi daerah.

Potensi yang berasal dari ekosistem laut ini diyakini dapat menjadi sumber pendapatan tambahan jika dikelola dengan baik.

Dalam kesempatannya, Sekretaris Dinas Perikanan (Diskan) Berau, Yunda Zuliarsih, menekankan pentingnya konsep blue carbon dalam menjaga kelestarian ekosistem laut di Berau.

“Blue carbon berasal dari ekosistem terumbu karang, mangrove, dan padang lamun. Selama ekosistem ini terjaga dengan baik, karbon yang dihasilkan bisa cukup tinggi. Namun, saat ini kita belum bisa sepenuhnya menghitung kontribusi karbon dari ketiga ekosistem tersebut,” ungkap Yunda.

Yunda menjelaskan lebih lanjut bahwa blue carbon berperan penting dalam mendukung konsep blue economy atau ekonomi biru, yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya alam laut secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Lanjutnya, ekosistem laut yang sehat, seperti mangrove dan padang lamun, berfungsi sebagai penyerap karbon yang besar, berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim, serta memberikan insentif ekonomi yang dapat memperkuat perekonomian daerah.

“Blue economy mencakup pemanfaatan hasil laut secara berkelanjutan, seperti tangkapan ikan yang ramah lingkungan, budidaya tambak yang sesuai dengan pedoman, serta pengelolaan sumber daya alam laut untuk bahan alami,” ujarnya.

Sementara itu, Diskan Berau juga fokus pada pemberdayaan masyarakat pesisir, termasuk pelatihan bagi nelayan dan pembuatan kerajinan tangan yang memanfaatkan sumber daya laut secara bijak, seperti penggunaan sisik penyu untuk aksesoris yang dilarang. Penerapan ekonomi biru yang berkelanjutan sangat penting untuk mendukung blue carbon.

“Ketiga ekosistem ini dapat menyumbang karbon yang sangat besar. Namun, pemanfaatan ekonomi biru harus mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan, seperti penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan budidaya yang sesuai pedoman,” bebernya.

Meski potensi blue carbon belum dapat dijual langsung, Yunda mengungkapkan adanya rencana kerjasama dengan Negara Seychelles yang menggabungkan wisata dengan pemanfaatan blue carbon. Kerjasama ini diyakini akan menjadi langkah penting untuk menghitung potensi karbon yang dihasilkan oleh ekosistem laut Berau.

“Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi, terutama dalam pengelolaan ekosistem laut di Berau,” ucapnya.

Diakuinya, kendala utama yang dihadapi saat ini adalah penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, seperti jaring yang merusak terumbu karang dan penggunaan racun. Selain itu, masih terdapat tambak yang tidak memenuhi standar, seperti yang diatur dalam Peraturan Bupati Nomor 44 Tahun 2017 tentang budidaya yang baik.

“Beberapa tambak masih berada hanya lima meter dari sungai dan tidak memiliki buffer zone yang cukup. Penggunaan pupuk dan obat-obatan yang tidak ramah lingkungan juga masih ditemukan di beberapa area tambak,” kata Yunda.

Kendati demikian, Yunda tetap optimistis bahwa dengan langkah-langkah yang tepat, ekonomi biru dan blue carbon dapat dikembangkan di Berau. Pihaknya sudah mengambil tindakan nyata, seperti melakukan patroli kelautan untuk melindungi terumbu karang dan mengembangkan tambak ramah lingkungan.

“Mudah-mudahan, dengan dukungan Tim Percepatan Pembangunan Maratua, kita bisa memperoleh insentif dan terus memperbaiki ekonomi biru di Kabupaten Berau,” harap Yunda.

Ia menyebut, mengan luas laut Berau mencapai 1,2 juta hektare dan mangrove sekitar 89.000 hektare, potensi blue carbon di wilayah ini sangat besar. Yunda berharap, dengan upaya yang terus dilakukan, ekosistem laut Berau dapat lebih terjaga dan mendukung pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan di masa depan.

“Diharapkan, upaya yang terus dilakukan ini akan membantu menjaga ekosistem laut Berau dan mendukung pengembangan ekonomi biru yang lebih baik di masa mendatang,” kuncinya. (*/)

Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim

Tags: BerauEkonomi
Previous Post

DPRD Dukung Penuh Pemkab Berau Jalin Kerja Sama dengan Coklat Monggo

Next Post

Proyek Sistem Parkir Elektronik di PSAD Capai 93%, Ditarget Selesai Akhir Tahun

admin

admin

Next Post

Proyek Sistem Parkir Elektronik di PSAD Capai 93%, Ditarget Selesai Akhir Tahun

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bupati Berau Tekankan Pengembangan Pariwisata dan Pelestarian Hutan Sebagai Arah Baru Pembangunan

Bupati Berau Tekankan Pengembangan Pariwisata dan Pelestarian Hutan Sebagai Arah Baru Pembangunan

by admin
1 Juni 2025
0

TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau menegaskan fokus pembangunan daerah kini beralih ke sektor pariwisata sebagai langkah strategis...

Jadi Kampung Budaya, Kakam Bena Baru Harap Pemkab Berau Prioritaskan Infrastruktur Pariwisata

Jadi Kampung Budaya, Kakam Bena Baru Harap Pemkab Berau Prioritaskan Infrastruktur Pariwisata

by admin
1 Juni 2025
0

TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Setelah resmi ditetapkan sebagai Kampung Budaya, Kampung Bena Baru di Kecamatan Sambaliung kini tengah bersiap untuk mengembangkan...

Polres Berau Gagalkan Peredaran 44,36 Gram Sabu, Dua Pelaku Dibekuk di Karang Ambun

Polres Berau Gagalkan Peredaran 44,36 Gram Sabu, Dua Pelaku Dibekuk di Karang Ambun

by admin
1 Juni 2025
0

TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Berau kembali mengukir prestasi dengan mengungkap kasus tindak pidana penyalahgunaan dan peredaran...

Subroto Desak Disbudpar Lebih Serius Garap Wisata, Anggaran Rp 2 Miliar Diusulkan

Subroto Desak Disbudpar Lebih Serius Garap Wisata, Anggaran Rp 2 Miliar Diusulkan

by admin
31 Mei 2025
0

TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Wakil Ketua I DPRD Berau, Subroto, mendorong Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Berau untuk meningkatkan keseriusan dalam...

Portal Berau

© 2022 Portal Berau

Navigate Site

  • Home
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Advertorial
  • Lainnya
  • Tentang Kami

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Peristiwa
  • Kriminal
  • Pemerintahan
  • Politik
  • Advertorial
    • DPRD Berau
    • Pemkab Berau
    • PT.Berau Coal
  • Lainnya
    • Sosial
    • Pariwisata
    • Olahraga
    • Pendidikan
  • Tentang Kami
    • Iklan Banner
    • Kebijakan Privacy
    • Kode Etik Jurnalistik
    • Pedoman Siber
    • Redaksi
    • SOP Perlindungan Wartawan

© 2022 Portal Berau

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In