TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Wakil Bupati Berau, Gamalis membuka pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Kolaborasi Terpadu TRC Multisektor Penanggulangan Bencana di Kabupaten Berau Tahun 2024 di ruang rapat RPJPD Bapelitbang di Jalan Apt Pranoto, Kecamatan Tanjung Redeb pada Rabu (18/12/24).
Dalam kesempatannya, Gamalis mengatakan, mewakili Pemkab Berau dirinya mengapresiasi dan menyambut baik pelaksanaan Rakor ini dalam upaya membangun kesadaran dan kewaspadaan bersama mengenai pencegahan dan penanggulangan bencana di Kabupaten Berau.
“Ini juga sebagai tindak lanjut dari kegiatan workshop yang telah kita laksanakan pada pertengahan Agustus lalu, yang pada waktu itu menghadirkan Narasumber dari BNPB Pusat,” ungkap Gamalis.
Lanjutnya, jika mengacu data pada dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Kabupaten Berau 2019-2024, Kabupaten Berau memiliki nilai Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebesar 173,74 (kategori kelas tinggi), di mana jenis bencana yang biasa terjadi di Berau yaitu banjir, kebakaran hutan dan lahan, cuaca ekstrem, serta tanah longsor.
Dirinya menyebut, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menegaskan bahwa pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana.
Untuk mengimplementasikan tanggung jawab tersebut, kata dia, tentu saja diperlukan perhatian dan keterlibatan berbagai pihak dari berbagai sektor secara terkoordinir, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat, dunia usaha dan akademisi serta media massa dengan cakupan multi-dimensi yang sangat luas.
Ia menjelaskan, kerja sama multisektor ini sebelumnya dikenal dengan pentahelix, namun sekarang disebut multihelix. Kerja sama ini memerlukan komitmen bersama agar tidak tumpang tindih dalam pelaksanaannya.
“Apa pun instansinya, semua punya peran masing-masing untuk satu tujuan, yaitu hadir sebagai solusi untuk melakukan kerja kemanusiaan yang berkelanjutan sesuai dengan yang kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kendati demikian, ia mengkui pemerintah daerah masih menghadapi persoalan kurangnya sumber daya dan instrumen penanggulangan bencana.
Dengan demikian, perlu dibentuk TRC Multisektor Kabupaten Berau yang melibatkan multipihak dalam penanggulangan bencana sesuai dengan spesifikasi tugas dan fungsinya masing-masing.
Selain itu, adanya TRC Multisektor ini diharapkan dapat menciptakan keselarasan koordinasi, kolaborasi, komunikasi, pembinaan teknis, bantuan teknis, hubungan kerja dsb dalam penanggulangan bencana antara BPBD serta seluruh sektor terkait penanggulangan bencana.
Menurutnya juga, keberadaan TRC Multisektor ini juga diharapkan dapat melakukan tindakan cepat, tepat dan terukur yang diperlukan. Sehingganya, SDM pada TRC Multisektor ini harus ditingkatkan kapasitasnya agar dapat bekerja lebih optimal.
“Selain itu, kita juga harus memberikan perhatian pasca-bencana, khususnya terhadap pemenuhan hak dasar masyarakat korban bencana agar mendapat kehidupan kembali yang lebih baik, aman dan berkelanjutan,” bebernya.
Di samping itu juga, potensi ancaman bencana yang mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat, harus disikapi dengan aksi-aksi nyata.
“Kita harus melakukan perencanaan yang dipadukan dengan upaya-upaya penanganan dan pengurangan risiko bencana secara komprehensif, sistematis dan komitmen dari semua piha,” ucapnya.
Gamalis pun mendorong agar penyusunan dokumen Perencanaan Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Berau dapat segera dirampungkan, sebagaimana amanat Permendagri 101 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Dasar pada SPM Urusan Bencana Daerah Kabupaten/Kota yang tentu saja akan menjadi kerangka kerja pada tiap tahapan dalam siklus penanggulangan bencana bagi pemerintah daerah.
Dirinya menambahkan, tujuan lainnya juga, Rakor ini merupakan sarana untuk memperkuat pemahaman berbagai pihak, terhadap upaya penanggulangan bencana sebagai investasi untuk ketangguhan daerah.
Rakor ini diharapkan mampu menjadi starting point untuk membangun kesadaran bersama, membangun dialog dan mengembangkan jejaring antar pelaku penanggulangan bencana, menyamakan persepsi, strategi, dan langkah untuk mencegah dan menanggulangi potensi bencana di Kabupaten Berau.
“Saya sangat berharap, Rakor ini dapat meningkatkan koordinasi dan kemitraan dari seluruh perangkat terkait, untuk kemudian berkomitmen bersama, hingga pada akhirnya kita siap melaksanakan aksi-aksi tanggap bencana demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Bumi Batiwakkal tercinta. Untuk itu, mari kita ikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya,” kuncinya. (*/)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim