TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pejabat sementara (Pjs) Bupati Berau, Sufian Agus, menyampaikan kekhawatirannya terkait tren para petani kakao yang mulai mengalihkan lahannya untuk menanam sawit.
Menurut Agus, peralihan ini berpotensi mengancam posisi kakao sebagai salah satu komoditas ekspor andalan.
Agus menekankan bahwa permintaan internasional terhadap kakao sangat tinggi.
Setiap tahun, pasar global membutuhkan sekitar 1 juta ton biji kakao, namun produksi nasional masih belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
“Saya heran, kenapa banyak petani yang mulai beralih ke sawit,” ungkap Agus pada Rabu (13/11/2024).
Melihat kondisi ini, Agus berharap para petani di Berau tetap mempertahankan tanaman kakao mereka.
Ia meyakini, konsistensi dalam pengelolaan perkebunan kakao dapat menjadikan Berau sebagai penyedia kakao yang mampu bersaing di pasar ekspor.
“Konsistensi adalah kunci utama. Jangan mudah putus asa dalam usaha,” ujarnya.
Agus juga menyoroti kualitas lahan di Berau yang sangat mendukung untuk tanaman kakao. Dengan unsur hara yang melimpah dan adanya kandungan mineral seperti batubara dalam tanah, lahan Berau dinilai sangat potensial dan produktif.
“Lahan kita sangat baik. Lihat saja kopi dari Berau yang memiliki cita rasa khas,” tambah Agus
Untuk mendorong semangat para petani, Agus menginstruksikan dinas terkait agar merumuskan formula insentif bagi petani kakao.
Dukungan ini mencakup penyediaan bibit, pupuk, pestisida, dan jaminan akses pasar ekspor, sehingga petani dapat terus berfokus pada kesejahteraan mereka melalui kakao.
“Beberapa perusahaan sudah fokus ke komoditas ini. Hal tersebut bisa kita manfaatkan,” pungkasnya. (ADV)
Editor: Dedy Warseto