TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Meningkatnya jumlah kampung rawan pangan yang sebelumnya 2 menjadi 14 di Bumi Batiwakkal turut disoroti Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Berau, Elita Herlina.
Elita menjelaskan jika pangan merupakan kebutuhan esensial bagi kehidupan manusia, karena pangan selain dibutuhkan bagi pemenuhan kebutuhan psikologis, pangan juga dapat membentuk SDM sebagai aset pembangunan bangsa dan negara. Masalah pangan akan dapat menjadi pemicu terjadinya masalah rawan pangan dan masalah gizi.
Kerawanan pangan adalah suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami daerah, masyarakat, atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk memenuhi standar kebutuhan fisiologi bagi pertumbuhan dan kesehatan masyarakat.
Kerawanan pangan dapat terjadi secara berulang-ulang pada waktu-waktu tertentu karena alasan ekonomi/kemiskinan (kronis), dan dapat pula terjadi akibat keadaan darurat seperti bencana alam maupun bencana sosial (transien).
Dengan mengingkatnya jumlah kampung rawan pangan di Berau sendiri, Elita melihat jika bisa jadi disebabkan oleh perubahan kriteria penilaian.
“Yang dulunya mungkin tidak masuk kriteria menjadi masuk, seperti akses jalan. Karena sejak dahulu masyarakat pedalaman menggunakan transportasi sungai,” ungkapnya kepada awak media.
Infrastruktur yang belum baik secara utuh bisa menjadi salah satu hal yang membuat kampung berstatus rawan pangan. Ke depan, hal ini perlu dipikirkan bersama, agar kampung-kampung ini bisa berubah status.
Politikus Golkar itu mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk tetap meningkatkan semangat serta menggali potensi dan peluang dalam penanggulangan rawan pangan.
“OPD terkait harus tetap memikirkan bagaimana semangat masyarsakat terus ada dan menggali potensi disetiap kampung. Sehingga meminimalisir adanya kampung yang berstatus rawan pangan,” tambahnya.
Elita berharap agar OPD terkait dapat lebih aktif lagi untuk segera mencari solusi utamanya kerjasama lintas sektoral.
“Kami dari DPRD siap support. Baik dalam bentuk fasilitas regulasi maupun anggaran,” tutupnya. (Adv)