TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Berau, Lita Handini mengungkapkan, sebagian perkebunan kakao yang ada di Kampung Suaran Kecamatan Sambaliung hilang terseret banjir yang terjadi pekan lalu.
Meski banjir tidak lama, namun dampaknya menjadi perhatian bersama. Dikatakannya, Disbun Berau telah melakukan peninjauan langsung ke perkebunan warga yang terdampak banjir tersebut.
Kata dia ada sebagian pohon yang siap panen, justru terkena dampak hingga hanyut terseret banjir.
Saat ini Disbun meminta para petani untuk menginventarisir berapa luasan lahan yang terdampak tersebut.
“Data ini nanti kita laporkan kepada kepala daerah, kami akan membicarakan apa tindaklanjutnya. Apakah dalam bentuk bantuan atau ganti rugi, masih belum tahu,” ungkap Lita.
Lanjutnya, meskipun Kampung Suaran sebelumnya pernah terjadi banjir, namun hanya sampai mata kaki saja. Dan tidak berdampak pada perkebunan warga.
Sedangkan, kali ini mencapai dada orang dewasa. Dirinya sangat menyayangkan banyak kebun kakao yang lokasinya berada di pinggir sungai justru hilang. Bukan saja hanya buahnya, tapi hingga pohon-pohon yang sudah besar pun tidak kuat menahan arus banjir.
“Padahal sebentar lagi puncak panen, yakni pada Oktober dan November ini. Petani tinggal petik saja karena buahnya sudah besar, kasihan mereka tidak jadi panen,” ucapnya.
Dirinya menyebut, dalam setahun petani bisa memanen dua minggu sekali. Tapi biasanya panen terbesar ada di bulan Oktober dan November.
Diketahui lokasi kebun kakao banyak yang berada di bantaran sungai. Lantaran dinilai lebih subur jika menanam di sana. Selain di Suaran, di daerah hulu seperti Long Lanuk dan Merasa juga banyak yang menanam kakao di bantaran sungai.
“Tapi sekarang curah hujan tinggi, dan kondisi lingkungan kita banyak yang rusak, akhirnya tempat yang tidak biasa banjir juga ikut banjir,” bebernya.
Lita menambahkan, Kecamatan Sambaliung menjadi sentra kakao terbesar di Kabupaten Berau. Kata dia luasannya mencapai 270 hektare (Ha).
Salah satunya Kampung Suaran yang memiliki luas lahan paling banyak. Bencana banjir yang terjadi tentunya menjadi perhatian bersama semua pihak.
“Kita akan upayakan semaksimal mungkin untuk membantu para petani kakao kita di Kampung Suaran,” pungkasnya. (*/)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim