TANJUNG REDEB, PORTALBERAU – Pembangunan ruang kelas belajar (RKB) SD dan SMP yang terkesan hanya diperhatikan di Kota Tanjung Redeb, Berau kita jadi sorotan.
Salah satunya disampaikan Anggota DPRD Berau Suharno kepada wartawan.
Bahkan, dirinya meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Berau untuk tidak hanya memfokuskan pembangunan ruang kelas belajar (RKB) SD dan SMP di dalam kota.
“RKB di kampung-kampung juga harus diperhatikan. Kalau bisa jangan hanya di kota atau di seputaran Tanjung Redeb. Pemerintah harus pastikan agar di kampung jangan sampai terlewatkan,” katanya.
Disampaikannya, langkah pemerintah untuk terus memperhatikan pembangunan RKB memang patut didukung.
Namun, dengan catatan, anggaran yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal.
“UU itu mewajibkan bahwa anggaran pendidikan itu 20 persen. Itu sebetulnya tidak bisa ditawar-tawar apapun alasannya. Saya sangat tidak setuju kalau nanti dikatakan lagi anggaran itu kurang karena terpecah juga ke OPD lain,” tuturnya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Berau Mardiatul Idalisah menjelaskan tahun ini terdapat anggaran Rp 71 miliar untuk pembangunan RKB. Namun, anggaran itu hanya untuk RKB di wilayah dalam Kota Tanjung Redeb.
“Paling banyak kurang itu di Tanjung. Kenapa? Yang pertama, penduduk semakin bertambah. Kemudian, yang kedua lokasinya sempit. Sehingga mau nggak mau kita buat tingkat. Kalau di kecamatan lain hampir tuntas RKB-nya, ya,” katanya.
Menurutnya, pembangunan RKB di Tanjung Redeb lebih banyak untuk SD dan SMP. Kendati demikian, dari anggaran kurang lebih Rp 71 miliar yang disiapkan itu, terdapat porsi anggaran juga untuk RKB TK.
“Kita gunakan anggaran murni tahun ini. Total fisiknya di SD itu Rp 31 miliar, SMP Rp 35 miliar, dan TK Rp 5 miliar. Itu sudah termasuk DAK. Kita tidak bisa gunakan anggaran dari ABT karena waktunya tidak cukup,” bebernya.
Disampaikannya, pembangunan RKB itu dilakukan sesuai hasil usulan dari sekolah, usulan dari Musrenbang, dan monitoring langsung dari Dinas Pendidikan.
Adapun beberapa sekolah yang menjadi sasaran pembangunan, khususnya di Tanjung Redeb, seperti SD 19, SMP 3, dan SMP 1.
“Kalau satu RKB itu, rata-rata Rp 300 juta, kalau SMP Rp 350 juta. Karena beda luasannya. Terus untuk SD Rp 300 juta itu kalau tidak bertingkat ya. Kalau bertingkat mahalnya di fondasi,” pungkasnya. (Adv)
Editor: Dedy Warseto