TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Masyarakat Indonesia saat ini digegerkan dengan kemunculan penyebaran penyakit Cacar Monyet atau Monkey Pox (Mpox). Namun hingga penyebaran penyakit tersebut dipastikan Dinas Kesehatan Berau belum ada di Kabupaten Berau.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, Lamlay Sarie memastikan bahwa keberadaan Mpox di Berau, bahkan di Kaltim hingga saat ini masih belum terdeteksi.
“Penyakit cacar monyet ini di Berau dan Kaltim ini belum ada,” ungkapnya.
Lanjutnya, sejauh ini, pihaknya telah meneruskan Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk peningkatan kewaspadaan tenaga medis terhadap kasus tersebut sebagai langkah preventif.
“Sudah ada SE Kemenkes ke puskesmas, tentang bagaimana penanganannya,” ujarnya.
Ia menyebut, pihaknya tidak boleh menganggap remeh penyakit tersebut, sehingga pihaknya tetap mendorong masyarakat waspada terhadap penyebarannya.
Pasalnya, potensi penularan itu masih ada, sehingga pihaknya melalui jajaran puskesmas melakukan peningkatan pengawasan.
“Tidak asal main duga-duga, perlu identifikasi dan pemeriksaan menyeluruh,” tuturnya.
Dirinya menjelaskan, sepanjang Tahun 2022 hingga 2024 ini, kasus Mpox atau Cacar Monyet ditemukan di Pulau Jawa dan sebagian Pulau Sumatera.
Datanya, 87 dari 88 kasus Mpox ada di Pulau Jawa yang tersebar di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jogjakarta dan Jawa Timur.
“Memang kalau Kalimantan itu belum ada, dan kita harap jangan sampai ada,” tegasnya.
Menurutnya, pada dasarnya, Cacar Monyet hampir serupa dengan Cacar Air akan terapi, Cacar Monyet punya potensi menyebabkan meninggal dunia, sedangkan Cacar Air tidak.
“Pencegahan dan pengendalian itu arahannya adalah Surveilans, Terapeutik dan Vaksinasi,” terangnya.
Selain itu, Mpox sendiri dapat diperkirakan dengan gejala yang muncul, seperti terjadinya demam diatas 39 derajat celcius setelah itu muncul ruam yaai 1 hingga 3 hari.
Perkembangan ruam sendiri lambat bisa mencapai 3 minggu. Kemunculan ruam sendiri, pada penderita Mpox banyak muncul di area wajah, telapak tangan dan kaki, sedangkan jika cacar air, kemunculan lebih banyak di badan, dan tidak di telapak tangan dan kaki.
“Angka kematian penderita Mpox sendiri 3-6 persen, sedangkan pada cacar air itu jarang,” ucapnya.
Sehingga dirinya mendorong penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat untuk ditingkatkan.
Sehingga upaya itu memberikan perlindungan dan upaya terhindar dari penyebaran semakin tinggi.
“Jadi selain PHBS, perhatikan kebersihan, cuci tangan dengan baik dan benar,” tandasnya. (*/)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim