PORTALBERAU, KALTIM – Saat ini kemajuan dunia digital dan pemanfaatannya harus diimbangi dengan literasi digital karena keamanan siber di era serba internet akan sangat rentan terhadap pencurian data.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Kalimantan Timur Muhammad Faisal belum lama ini.
Menurutnya, pencurian data oleh oknum tidak bertanggung jawab sangat membahayakan, maka dari itu perlunya literasi digital agar keamanan data terlindungi.
“Sekecil apapun data pribadi yang harus kita jaga, mari kita peduli dengan keamanan informasi” ujar Faisal.
Peretas siber terhadap pemerintah baru-baru ini sangat mengganggu, karena data pribadi masyarakat sangat rentan disalahgunakan, seperti Pinjaman Online (Pinjol) dan judi online.
Faisal juga menambahkan keamanan siber khususnya di Kaltim, yang memiliki keamanan siber yang berkolaborasi dengan Diskominfo, Badan Intelejen Negara dan Badan Siber Sandi Negara (BSSN).
“InsyaAllah sangat aman, karena kita memiliki pasukan siber yang berbayar, kalau tidak dites sekali-kali juga kita tidak akan tahu betapa kuatnya pertahanan yang kita miliki”pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelumnya, PDNS 2 lumpuh sejak 20 Juni akibat serangan ransomware atau teknik peretasan dengan membobol sistem dan mengunci data-data yang ada di dalamnya.
Akibat serangan ini, sebagian besar data di pusat data yang dihuni 282 institusi pemerintah pusat dan daerah ini terkunci dan tak bisa dipulihkan sejauh ini.
Pemerintah menyebut pelaku meminta tebusan US$8 juta atau sekitar Rp131,8 miliar buat membuka kuncinya. Namun, Kominfo mengaku tak akan membayar tebusan itu. (*)