TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Sepanjang tahun 2024, jumlah Kasus kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan peningkatan yang signifkan.
Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kaltim, hingga 30 April 2024, tercatat 327 laporan KDRT, dengan korban terbanyak adalah perempuan dan anak.
Mirisnya, kasus KDRT ini berdampak buruk pada kesehatan mental korban. Data tahun 2023 mencatat 341 laporan kasus kesehatan mental pada perempuan di Kaltim.
Kabupaten Panajam Paser Utara mencatat angka tertinggi dengan 74 kasus, disusul Samarinda 61 kasus, Kutai Kartanegara 53 kasus dan Berau 51 kasus.
Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kaltim, Noryani menyebut hubungan keluarga memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan mental, perilaku, dan kesehatan fisik seseorang.
Adapun hubungan keluarga yang sehat memberikan rasa aman, dicintai, dan memiliki.
“Sebaliknya, hubungan keluarga yang tidak sehat dapat memicu berbagai masalah kesehatan mental,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Pemerintah berupaya memaksimalkan peran perempuan dalam mendapatkan hak-haknya, sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa perempuan adalah golongan kelas dua yang rentan menjadi korban KDRT.
“Perempuan yang sehat secara fisik dan mental mampu menghadirkan rasa aman dan nyaman pada keluarga, sehingga membawa perilaku positif di lingkungan sosial,” tambah Soraya.
Ia mengimbau seluruh perempuan untuk meningkatkan perannya secara berkualitas, sehingga mampu membentuk ketahanan keluarga yang baik demi kemajuan bangsa.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih menyebut kasus KDRT terhadap perempuan dan anak di Berau terus menjadi perhatian utama oleh Pemkab Berau melalui DPPKBP3A.
“Dinas terkait terus melakukan pemantauan dan pendampingan terhadap para korban KDRT di Berau. Program yang berjalan saat ini juga dinilai mampu menaikkan kasus-kasus yang tersembunyi, ke permukaan. Jadi tidak ada lagi ketakutan korban untuk mengungkap apa yang mereka alami,” pungkasnya. (adv/mrt)
Editor: Dedy Warseto