TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau mencatat terdapat 281 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di Bumi Batiwakkal selama periode Januari hingga April 2024.
Dari total tersebut ada satu penderita yang meninggal dunia. Berdasarkan data yang diperoleh Portal Berau dari Dinkes Berau diketahui bahwa jumlah kasus DBD tertinggi tercatat di Puskesmas Kampung Bugis, yaitu 51 kasus penderita dan 1 kasus yang menyebabkan kematian.
Pada urutan kedua, jumlah kasus tertinggi tercatat di Puskesmas Biatan Lempake yaitu 49 kasus. Sementara jumlah kasus tertinggi ketiga tercatat di Puskesmas Suaran yaitu 30 kasus.
Meski demikian, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Berau, Garna Sudarsono menyebut tidak ada kenaikan jumlah kasus DBD yang signifikan. Dari data tersebut disimpulkan bahwa kasus DBD di Berau masih aman terkendali.
“Tidak ada kenaikan jumlah yang signifikan,” singkatnya, Selasa (4/6/2024).
Meski demikian, ia tetap mengingatkan serta mengimbau kepada seluruh masyarakat Berau untuk menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan pola makan untuk terhindar dari penyakit DBD mau pun penyakit lainnya.
Apalagi, beberapa bulan belakangan cuaca yang tidak menentu dikatakannya harus menjadi perhatian. Seluruh masyarakat diminta untuk rajin membersihkan genangan air yang dapat menjadi tempat bersarang nyamuk penyebab DBD, Aedes Aegypti.
“Walau pun tidak ada peningkatan kasus yang signifikan, bukan berarti kita boleh lengah. Tetap lakukan pencegahan dan waspada terus terhadap penyebab DBD. Rajin membersihkan area sekitar rumah, drainase mau pun tempat-tempat air,” pintanya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih meminta kepada seluruh pihak khususnya Dinkes Berau untuk tidak lengah.
Meski masih terpantau aman, namun aksi pencegahan harus tetap dilakukan hingga ke tingkat kampung.
“Sekarang aman, besok atau lusa belum tentu. Tetap waspada dan patuhi pola hidup bersih dan sehat agar terhindar dari segala macam penyakit,” pungkasnya. (adv/mrt)
Editor: Dedy Warseto