TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah, menyebut masih banyak pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang menghadapi tantangan dalam mengembangkan usahanya. Salah satunya adalah pegetahuan terkait ekspor.
“Terutama di sektor kerajinan tangan. Karena itu, banyak pengusaha kecil yang tidak tahu cara mengekspor produknya. Seperti produk kerajinan tangan berupa tas rotan yang unik-unik,” ujarnya.
Lanjut Sari, untuk menghadapi tantangan tersebut dibutuhkan pendampingan dan edukasi yang lebih intensif terkait ekspor, agar para pelaku UMKM dapat memasarkan produknya ke luar negeri.
Edukasi bagi para pelaku UMKM, tambah dia, dinilai masih perlu ditingkatkan. Terutama terkait dengan kualitas produk dan standar internasional yang dibutuhkan untuk ekspor.
“Edukasi bagi para pelaku UMKM itu sangat penting. Terutama tentang kualitas produk ekspor itu harus seperti apa. Karena, untuk ekspor, mereka kan membutuhkan kualitas,” tuturnya.
Namun menurut data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kontribusi ekspor UMKM di Indonesia masih tergolong rendah.
Yakni, hanya sekitar 16 persen pada 2022 dari total ekspor non migas.
Pemerintah menargetkan kotribusi ekspor UMKM bisa tembus 17 persen pada 2024 ini.
Salah satu strategi Pemerintah untuk mengembangkan UMKM adalah dengan peningkatan akses pembiayaan. (adv/mrt)
Editor: Dedy Warseto