TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Melalui Dinas Perkebunan (Disbun), Pemkab Berau terus melakukan upaya peningkatan terhadap komoditas kakao atau cokelat.
Baru-baru ini Disbun menggelar pelatihan kemitraan bagi pekebun kakao yang diikuti Kelompok Tani (Poktan) dari enam kampung, yakni Kampung Suaran, Lesan Dayak, Kampung Tasuk, Sukan Tengah, Merasa dan Kelurahan Gunung Tabur yang digelar di Hotel Grand Parama, Jalan Pemuda , Kecamatan Tanjung Redeb.
Kepala Disbun Berau, Lita Handini melalui Sekretaris Disbun, Mansyur Tanca memaparkan bahwa pelatihan tersebut diikuti sekitar 30 orang dari 6 Poktan Kakao dibeberapa wilayah. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bahwa petani kakao dapat melakukan kemitraan dengan perusahaan mitra.
“Sehingga diharapkan antara kelompok mitra dan perusahaan mitra dapat bekerjasama, menguatkan dan saling menguntungkan,” terangnya,” Rabu (15/5).
Lanjutnya, pelatihan ini bertujuan agar para petani bisa memahami fungsi dan tujuan pola kemitraan diantara kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Terlebih dengan harga kakao yang semakin tinggi, tentu memotivasi petani untuk terus bertahan dan ada keinginan memperluas lahan mereka. Adapun harga kakao tercatat paling tinggi senilai Rp 150 ribu per Kilogram biji kakao kering, dan saat ini stabil diharga Rp 120 ribu per kg.
“Untuk penjualan perusahaan mitra, sudah sampai ke Eropa dan Amerika Serikat. Permintaan domestik juga tidak kalah banyak,” bebernya.
Jabatan Fungsional (Jafung) Penyuluh Disbun Berau, Syahrazar menyampaikan, berdasarkan surat keputusan (SK) Bupati Berau Nomor 490 Tahun 2023, Pemkab Berau memutuskan 19 kampung sebagai kawasan pengembangan kakao di Kabupaten Berau. Pemkab Berau berkomitmen mendukung petani kakao dengan meminta mereka mempertahankan lahan dan memeliharanya.
“Adapun lahan yang dijaga tersebut yakni sekitar 500 Hektare. Tapi, belum semua terdata. Tahun depan akan ada pendataan lagi karena ada kelompok yang belum dipetakan,” ucapnya.
Sebelum mendata petani kakao, pihaknya telah mensosialisasikan perihal tersebut kepada para petani. Kemudian kelompok tani menindaklanjuti dengan memberikan surat pernyataan bermaterai bahwa siap mempertahankan lahan kakao.
“Ini baru pertama kali pelatihan kemitraan kakao, biasanya untuk komoditas kelapa sawit. Tahun depan akan ada pelatihan serupa, dan sasarannya diambil dari. 19 kampung tadi yang belum mendapat pelatihan,” terangnya.
Salah Seorang Anggota Kelompok Mekar Jaya Satu Kampung Suaran, Nicolas Jumi mengatakan, pihaknya merasa diberi perhatian dan kepedulian dari pemerintah dengan diberikan pelatihan tersebut. Pelatihan, bimbingan dan bantuan selalu ada dan kebutuhan kelompok terpenuhi. Di samping itu pihaknya berkomitmen penuh untuk mempertahankan luasan lahan miliknya dan kelompok.
“Kami tetap berkomitmen bahwa tidak dibenarkan mengalihkan status lahan ke komoditas yang lain. Sebagai petani kakao kami sudah merasakan manfaatnya, apalagi sekarang harga kakao semakin mahal,” tuturnya.
Bahkan, ke depan ada rencana untuk dikembangkan. Kemungkinan baru akan dirasakan manfaatnya pada 2027 nanti. Saat ini produktivitas kelompoknya rata-rata sebanyak 150 kg biji basah per panen per minggu.
“Kami selama juga sudah bermitra dengan perusahaan yang secara terjadwal mengambil produksinya tiap minggu,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menuturkan, Pemkab Berau berkomitmen memajukan sektor perkebunan di Kabupaten Berau.
Kata dia, ini karena menjadi satu dari 18 program unggulan Pemkab Berau yakni, Pemberian bantuan stimulan (Sapronak, Saprodi, Alsintan) serta mewujudkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan yang maju berbasis teknologi.
Sri menambahkan, cokelat khas Berau ini juga akan digandengkan dengan pariwisata. Bagi wisatawan yang datang di Berau akan mencari oleh-oleh khas Berau yaitu cokelat.
“Kita coba angkat cokelat ini menjadi ciri khas yang bisa menjadi buah tangan para wisatawan. Tentunya sektor UMKM yang mesti berinovasi dan berkreasi mengolah coklat menjadi berbagai macam jenis makanan dan minuman,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim