TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Tahun lalu, Angka Partisipasi Murni (APM) pada jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Berau sebesar 99,65 persen, sedangkan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 80,88 persen.
Jenjang SD memiliki kondisi yang lebih baik, karena orangtua dinilai sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak.
Dalam kesempatannya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Berau, Mardiatul Idalisah menuturkan, APM pada jenjang SD pada tahun 2023 ditarget sebesar 100 persen.
Dan realisasinya sebesar 98,38 persen dengan kategori berhasil walapun belum mencapai 100 persen.
Lanjutnya, realisasi tersebut diperoleh dari data jumlah siswa usia 7-12 tahun pada jenjang SD/MI/SDLB/paket A sebanyak 32.221 siswa dibanding dengan jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun sebanyak 33.465 jiwa.
“Nilai ideal APM mendekati atau mencapai 100 persen apabila anak usia sekolah bersekolah sesuai dengan usia resmi masuk jenjang SD dan tidak mengulang atau putus sekolah,” ungkapnya.
Selain itu, APM pada jenjang SMP di tahun 2023 ditargetkan sebesar 100 persen dan terealisasi sebesar 80,88 persen. Realisasi itu diperoleh dari data jumlah siswa pada jenjang SMP/MTS/SDLB/paket B sebanyak 17.261 siswa dibanding dengan jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun sebanyak 17.178 jiwa.
“Dapat dikatakan bahwa jenjang SD kita mempunyai kondisi yang lebih baik, jika dibandingkan dengan jenjang SMP. Karena anak yang bersekolah di jenjang SD paling banyak, jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya yang lebih tinggi,” ujarnya.
Ia menyebut, jika melihat Angka Partisipasi Kasar (APK) hasilnya tidak jauh berbeda. Mengacu pada data 2022, capaian kinerja APK tertinggi pada jenjang SD sebesar 103,87 persen dan dinilai berhasil.
Serta, capaian kinerja APK jenjang SMP sebesar 89,43 persen dengan kategori cukup baik walaupun belum mencapai 100 persen.
“Nilai ideal APK mendekati atau mencapai 100 persen bila anak usia sekolah bersekolah sesuai dengan usia resmi masuk jenjang SD dan tidak mengulang dan putus sekolah,” ucapnya.
Mardiatul menjelaskan, APK jenjang SD turun dari tahun sebelumnya karena kesadaran orangtua mendaftarkan identitas anak di Disdukcapil sudah tinggi.
Namun, juga dibarengi dengan kesadaran untuk menyekolahkan anaknya. Meski diakuinya masih ada beberapa persen anak yang tidak sekolah.
“Namun, kebanyakan mereka merupakan anak yang pindah sekolah ke luar daerah tapi Dapodiknya masih tercatat di Kabupaten Berau. Sehingga, masuk dalam kategori anak putus sekolah,” katanya.
“Masyarakat sudah banyak yang sadar untuk menyekolahkan anaknya di SD. Berbeda dengan tingkat SMP, cukup banyak yang putus sekolah,” sambungnya.
Dirinya menambahkan, salah satu kendalanya karena SMP tidak sampai ke pedalaman Berau seperti Kelay dan Segah. Pun banyak anak-anak yang memutuskan mengambil Paket B di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Padahal pihaknya sudah banyak melakukan sosialisasi dan berkoordinasi dengan kepala kampung setempat. Sayangnya kesadaran mereka masih rendah.
“Tinggal sedikit lagi tugas kami untuk menuntaskan kesadaran sekolah di pedalaman. Saya sendiri sudah pernah kesana, kita dekati kadang mereka malah menjauh,” terangnya.
“Mudah-mudahan ke depan angka partisipasi sekolah pada jenjang SMP terus meningkat. Dan orangtua sadar akan pentingnya pendidikan untuk anak,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengungkapkan bahwa Pemkab Berau berkomitmen memberikan perhatian penuh untuk sektor pendidikan.
Ini terbukti dari capaian 18 program prioritas Pemkab Berau yang sudah berjalan dan dirasakan.Sri menyebut, seperti bantuan beasiswa Berau Cerdas dan Pembagian laptop gratis bagi tenaga pendidik, baik itu tingkat SD, SMP, SMA hingga PAUD.
“Program tersebut masih berjalan dan semakin banyak pula yang akan menikmatinya,” pungkasnya. (Adv)
Penulis : Wahyudi
Editor : Ikbal Nurkarim