PORTALBERAU, TANJUNG REDEB – Angka kematian bayi di Kabupaten Berau jadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali Anggota Komisi II DPRD Berau, Ratna Kalalembang.
Santai hal itu membuat Ratna Kalalembang meminta Pemkab Berau untuk meminimalisir angka kematian bayi di Berau tahun ini.
Diungkapkan Ratna, sesuai data yang ada terdapat 98 kematian bayi terjadi pada 2022 lalu.
“Kita prihatin dengan adanya musibah demikian. Sehingga kita berharap dengan Kepala Dinas Kesehatan yang baru ini, supaya cepat mengambil langkah-langkah terkait penanganan tersebut,” ungkapnya.
Menurut Ratna, masalah kematian bayi itu harus benar-benar ditangani secara serius.
Dinas terkait juga diminta untuk selalu siap siaga turun ke lapangan untuk menemukan alasan di balik kematian itu.
“Solusinya dinas juga harus banyak turun ke lapangan, turun ke bawah, ke puskesmas, posyandu, untuk melihat kondisi masyarakat,” imbuhnya.
Tak hanya kematian bayi. Masalah gizi buruk dan stunting juga harus diperhatikan secara serius. Karena itu, jumlah kematian bayi, gizi buruk, dan stunting harus bisa diminimalisir pada tahun ini.
“Sekarang kan banyak caranya seperti memberikan susu tambahan, biskuit, dan sebagainya. Intinya ke depan dinas yang menangani ini lebih proaktif untuk mengatasi hal yang sudah terjadi dan meminimalisir di tahun 2024,” pungkasnya. (Adv)
Editor: Dedy Warseto