TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas meminta pemerintah kampung untuk memprioritaskan penggunaan Wifi gratis yang terpasang di setiap kampung sebagai media berkomunikasi dengan pihak pemerintah kecamatan maupun kabupaten.
Sri menyebut, program Wifi gratis yang diberikan Pemkab Berau saat ini memang masih terbatas dan pemakaiannya pun masih diprioritaskan disekitar lingkar kantor pemerintah kampung, kecamatan dan kabupaten. Sehingga menurutnya, perlu dibatasi kepada pengguna Wifi yang lain yang tidak menjadi prioritas. Seperti, untuk bermain game atau menonton Youtube.
“Kecepatannya masih terbatas, fokus gunakan untuk berkomunikasi. Paling tidak dikurangi,” ungkap Sri.
Lanjutnya, ke depan hal itu akan menjadi evaluasi bagi pihaknya, supaya ada peningkatan pemanfaatan Wifi menjadi lebih luas lagi. Ia juga menginstruksikan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk segera memperbaiki jika ada fasilitas Wifi yang bermasalah.
“Perawatan rutin diperlukan. Ini jadi tugas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) khususnya untuk memberikan perhatiannya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Berau, Didi Rahmadi menjelaskan, bahwa ada tiga cara pemasangan program 1.000 titik Wifi Pemkab Berau. Di antaranya, menggunakan jalur fiber optik, poin to poin dan vsat. Tahun ini ada 690 titik yang menggunakan jalur fiber optik, utamanya di sekitar Kecamatan Tanjung Redeb.
Disamping itu, yang ada di kampung-kampung menggunakan poin to poin. Sedangkan, yang tidak bisa diakses dengan fiber optik maupun poin to poin disiasati menggunakan vsat.
“Di mana tahun ini ada delapan kampung yang memanfaatkan vsat,” bebernya.
Sedangkan untuk kecepatan Wifi tahun lalu yakni hanya 5 Mbps saja. Tahun 2024 ini pihaknya mendapat dukungan dana untuk menaikan kecepatan menjadi 8 Mbps. Memang itu diakuinya masih belum cukup. Namun, jika hanya digunakan untuk mengakses aplikasi sistem keuangan desa (Siskedes), kecepatan tersebut masih terbilang cukup.
“Tapi kalau untuk mengakses game atau menonton video tentunya 8 Mbps itu tidak cukup. Kecuali ditingkatkan lagi bandwidth dan kapaitasnya,” ujarnya.
Didi berharap, tahun depan ada alokasi dana untuk menaikan kecepatan WiFi tersebut menjadi 20 Mbps. Khusus jalur poin to poin, terutama yang ada di kampung-kampung. Berdasarkan hitungan yang dilakukan pihaknya, untuk 60 titik WiFi yang dinaikan kecepatan membutuhkan suntikan dana sebesar Rp 10 Miliar.
“Mudah-mudahan tahun depan ada dukungan dana lagi agar kita bisa naikam menjadi 20mbps,” harapnya.
Dirinya menambahkan, pihaknya akan meminta kepada pemerintah pusat untuk meningkatkan kapasitas pada tower Base Transceiver Station (BTS) yang dipasang di Berau melalui program Kemenkominfo. Kapasitas yang ada saat ini hanya 4 Mbps. Koneksinya menggunakan satelit dan sudah 4G, tapi tidak bisa digunakan untuk mengakses internet. Diungkapkannya, itu tidak hanya terjadi di Kabupaten Berau saja. Tapi daerah lain yang mendapat bantuan tower BTS mengalami hal yang sama.
“Kami mengusulkan peningkatan kecepatan menjadi 40 Mbps. Semoga bisa disetujui,” tandasnya. (Adv)
Penulis : Wahyudi
Editor : Dedy Warseto