TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Kejaksaan Agung RI bersama Kejaksaan Negeri (Kejari) Berau berhasil melakukan penangkapan dan eksekusi Daftar Pencarian Orang (DPO) perkara perintangan tambang bernama M Arbi Bakri warga Jalan Dermaga, Kelurahan Karang Ambun, Kecamatan Tanjung Redeb.
Pelaksana Harian (Plh) Kajari Berau, Hari Wibowo, Lucky Kosasih Wijaya menerangkan, Tim Intelijen Kejaksaan Agung bersama dengan Tim dari Kejaksaan Negeri Berau berhasil mengamankan DPO asal Kejari Berau di sekitar wilayah Taman Sari, Jakarta Barat pada Senin tanggal 22 Januari 2024 pukul 22.40 WIB.
“Tim Jaksa Eksekutor pada Kejaksaan Negeri Berau bergabung dengan Tim dari Intelijen Kejaksaan Agung sejak Hari Jumat tanggal 19 Januari 2024 sebelumnya,” ungkapnya, Selasa (23/1/24).
Lanjutnya, Tim melakukan pengintaian di lokasi yang diduga tempat persembunyian dari DPO. Diketahui bahwa DPO selama pelariannya tinggal di Apartemen Basura Tower G lantai 22 Jakarta Timur bersama dengan anak dan istrinya.
“Saat proses penangkapan, tim dibagi dua. Satu tim mendatangi kamar apartemen DPO dan Tim lainnya melakukan pengejaran terhadap DPO. Sekitar pukul 22.40 WIB Tim yang melakukan pengejaran berhasil menangkap DPO di Kawasan Taman Sari Jakarta Barat. Saat proses penangkapan terdakwa tidak melakukan perlawanan,” ujarnya.
Selanjutnya pada pukul 23.00 WIB DPO dibawa ke Rutan Salemba Cabang Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dan dilakukan serah terima DPO kepada Jaksa Eksekutor Kejaksaan Negeri Berau.
Hari Selasa tanggal 23 Januari 2024 pukul 05.30 WIB, Tim Jaksa Eksekutor pada Kejaksaan Negeri Berau membawa DPO menuju Rutan Tanjung Redeb dengan menggunakan pesawat Lion Air pukul 09.00 WIB dan transit di Bandara Sepinggan Balikpapan.
“Pada pukul 14.00 WITA pesawat yang membawa rombongan tiba di Bandara Kalimarau Tim Jaksa Eksekutor kemudian melakukan eksekusi terhadap Terdakwa / Terpidana M Arbi Bakri pada pukul 14.30 WITA di Rutan Tanjung Redeb,” tuturnya.
Lucky menjelaskan, terdakwa terjerat kasus pada Tahun 2020 lalu karena dinyatakan turut serta mengganggu usaha pertambangan dari pemegang izin usaha pertambangan yang sah di kawasan konsesi PT Berau Coal, Sei Binungan.
“Tindakannya divonis bersalah. Tindakan terdakwa yang menghalangi dan memprovokasi masyarakat untuk melakukan demonstrasi pada kegiatan pertambangan yang sah. Hingga mengakibatkan kegiatan pertambangan terhenti dan mengakibatkan kerugian perusahaan,” bebernya.
Selama masa persidangan terdakwa akhirnya divonis 11 bulan kurungan penjara. Setelah itu DPO sempat melakukan banding. Kata dia dari awal proses persidangan terdakwa tidak diberlakukan penahanan.
“Sampai akhirnya putusan dilayangkan terdakwa menghilang setelah dicari di alamat korban dan menjadi DPO,” jelasnya.
Lucky menerangkan, adapun pengakuan terdakwa, alasan terdakwa melakukan provokasi aktifitas tambang, dengan dalih pembebasan lahan. Padahal terdakwa tidak memiliki lahan.
“Terdakwa tidak punya lahan disana. Nyatanya juga lahan masyarakat yang lain sudah dilakukan pembebasan oleh pihak perusahaan. Karena tidak merasa puas sehingga terdakwa mengarahkan untuk melakukan demonstrasi tersebut,” katanya.
Lucky menambahkan, saat terdakwa sudah dilakukan penahanan di Rutan Tanjung Redeb. (Yud/Ded)