TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Fenomena Ubur-ubur langka tanpa sengat yang berada di Danau Laguna Pulau Kakaban yang menghilang menyebabkan pemerintah daerah menutup sementara wisata andalannya tersebut. Hal tersebut mendapat apresiasi Sekretaris Dinas Pariwisata (Dispar) Kalimantan Timur, HM Irvan Rivai.
“Langkah yang diambil Pemkab Berau ini sudaj benar. Ini kesempatan untuk melakukan upaya pencegahan sementara,” ungkap Irvan.
Lanjutnya, memang kunjungan wisatawan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) yang lalu begitu tinggi. Antusias masyarakat berlibur memang dinilai cukup tinggi. Bahkan, dirinya juga termasuk yang menikmati libur nataru di Pulau Maratua.
“Saya juga mengetahui penentuan itu, kebetulan saya juga akhir tahun kemarin di Maratua, dan memang wisatawan melimpah,” tuturnya.
Dirinya juga menyebut bahwa Pulau Kakaban pada awalnya memang merupakan wilayah konservasi. Pada hari-hari biasa, dimana kunjungan wisatawan berada pada level normal, maka kerap ditemui ubur-ubur disana.
Ketika musim libur, Irvan yang kala itu juga berada di Pulau Kakaban melihat bahwa antusia tinggi. Bahkan, saking padatnya, Pulau Kakaban terlihat seperti kolam renang umum. Disatu sisi, Irvan menilai ini sebagai hal positif terkait kunjungan wisatawan. Namun, dilain sisi, pembatasan memang sudah seharusnya diterapkan untuk mengontrol datangnya wisatawan.
“Memang penuh sekali, seperti kolam renang. Keputusan pemerintah daerah sudah bagus dengan cara menutup sementara,” katanya.
Irvan mengatakan, kedepan akan lebih baik pemerintah daerah bisa memetakan, di Pulau Kakaban untuk membagi wilayah yang bisa dikunjungi wisatawan ataupun yang tidak. Sehingga, kunjungan bisa lebih terkendali dan terpantau.
“Pemetaan yang baikdiperlukan dan bisa mengendalikan kunjungan. Misal perhari berapa wisatawan yang bisa berkunjung. Ini sebagai upaya pemulihan,” ucapnya.
Irvan berharap, permasalahan ini berlarut dan segera menemui titik terang. Dinas Pariwisata Kalimantan Timur sendiri hingga kini belum memutuskan untik bertindak lebih lanjut. Namun, penutupan sementara yang dilakukan sudah cukup baik. Kedepan, dirinya mendorong pengetatan kunjungan mengingat Pulau Kakaban merupakan wilayah konservasi.
“Ya kita kembalikan sebagai wilayah konservasi,” tutupnya.
Sebelumnya, Kepala Disbudpar Berau, Ilyas Natsir, mengungkapkan, bahwa ditutupnya lokasi wisata tersebut lantaran pihaknya mendorong dilakukan penelitian lebih lanjut terkait fenomena yang terjadi di dalam danau tersebut. Sehingga area tersebut perlu disterilkan.
“Harus kita sterilkan dulu. Untuk diteliti, kami tidak ingin jika ada wisatawan akan mempengaruhi hasil kajian,” sebutnya.
Selain itu, untuk mendukung penelitian tersebut, pihaknya bakal melibatkan peneliti dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), tim bakal terjun langsung ke Danau Kakaban, untuk mengambil sampel air dan ubur-ubur untuk jalani uji laboratorium.
“Ini upaya kita mengembalikan seperti sebelumnya. Mengingat ubur-ubur ciri khas kita dan langka,” pungkasnya. (Yud/Ded)