TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas melalui Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Sujadi membuka Diskusi Publik Finalisasi Draft Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kabupaten Berau Tahun 2025-2029 di ruang rapat Sangalaki, Kantor Bupati Berau, Jalan Apt Pranoto, Kecamatan Tanjung Redeb, Kamis (30/11/23).
Dalam sambutan Bupati yang dibacakan Sujadi mengatakan, mewakili Pemkab Berau dirinya mengapresiasi dan menyambut baik terlaksananya kegiatan ini dalam upaya membangun sinergitas penanggulangan bencana di Berau sekaligus sebagai rangkaian dari proses penyusunan dokumen Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Berau Tahun 2025-2029.
“Hal ini menjadi sesuatu yang penting, mengingat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) menetapkan Kabupaten Berau sebagai salah satu kabupaten yang memiliki indeks risiko tinggi terhadap ancaman bencana, menempati skor 202 dengan predikat tinggi,” ungkap Sujadi.
Lanjutnya, ia menginginkan agar dokumen ini dapat menjadi acuan gerak bersama sekaligus meningkatkan sinergitas berbagai pihak dalam rangka mengatasi masalah dan saling berbagi peran, terutama dalam pencegahan dan penanaganan terjadinya bencana alam.
“Apa pun instansinya, semua punya peran masing-masing untuk satu tujuan, yaitu hadir sebagai solusi untuk melakukan kerja kemanusiaan,” tegasnya.
Melalui kegiatan ini juga dirinya menginginkan bisa tercipta kesadaran bersama, berkembangnya jejaring antar pelaku penanggulangan bencana, terwujudnya kesamaan persepsi, strategi, dan langkah untuk mencegah dan menanggulangi potensi bencana di Kabupaten Berau.
“Hingga pada akhirnya kita benar-benar siap melaksanakan aksi-aksi tanggap bencana demi keselamatan dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Berau,” tuturnya.
Sujadi menjelaskan, berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), Kabupaten Berau adalah wilayah yang rentan terhadap bencana banjir, angin kencang, cuaca ekstrem, kekeringan, maupun kebakaran hutan dan lahan. Belum lagi potensi bencana seperti gelombang ekstrem, abrasi, gempa bumi, tanah longsor, hingga tsunami.
“Tentunya, kondisi ini tidak boleh dibiarkan. Sebisa mungkin, potensi bencana harus kita cegah sedini mungkin. Kita harus mampu melihat tanda-tanda alam ditunjang dengan pemanfaatan teknologi, demi keselamatan masyarakat,” bebernya.
Dirinya berpesan kepada perangkat BPBD untuk dapat memperhatikan arahan ini. Tetap lakukan pembinaan dan pendampingan pada masyarakat agar pelaksanaan penanggulangan bencana di Kabupaten Berau dapat terlaksana sebagaimana mestinya.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat untuk kita semua,” tandasnya. (Yud/Ded)