TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Nama Zaid Suharjo, mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kalangan pebisnis Kabupaten Berau. Pemilik Kedai Zaid Es di Jalan Murjani II, Kecamatan Tanjung Redeb ini, sukses menarik perhatian warga Berau, dengan persembahan berbagai varian es buahnya yang menarik.
Kemunculannya di Tanjung Redeb sejak Februari 2023 lalu, membuat pecinta kuliner khususnya es buah kelapa, selalu ramai mengantre demi mendapatkan seporsi es segar nan mengenyangkan ala Kedai Zaid Es.
Akrab disapa Zaid, pria kelahiran Jawa Barat, 7 Juni 1988 ini, bisa dibilang merupakan salah satu entrepreneur muda yang sukses mendirikan usahanya di Bumi Batiwakkal. Bagaimana tidak, dalam sehari kedai es miliknya mampu meraup omzet sekitar Rp 25 juta per hari atau kurang lebih Rp 750- Rp 800 juta per bulan. Dengan penghasilan yang fantastis, Zaid bisa membantu 15 orang karyawannya merasakan penghasilan bulanan yang cukup lumayan.
Bukan tanpa alasan yang masuk akal, omzet besar itu tercipta dari kerja keras dan ketekunan menjalankan usaha yang ia rintis pertama kali di Kecamatan Biatan Lempake, bersama sang istri, Ismiyanti. Ya, betul. Nyatanya, kedai es di Tanjung Redeb saat ini bukanlah yang pertama. Kedai pertama yang ia terletak di Kecamatan Biatan Lempake.
Pertama kali merintis usahanya di Kecamata Biatan Lempake pada Maret 2022 silam, Zaid dan istri hanya bermodalkan kios kecil yang dipinjamkan oleh seorang teman. Istri Zaid yang meracik resep es dengan bahan-bahan pilihannya. Zaid dan istri saling menguatkan dan menyemangati, meski saat itu mereka berada di situasi yang kurang enak dan serba keterbatasan. Bahkan Zaid, kala itu sempat bekerja di Bontang sebagai kuli cangkul dengan gaji Rp 2 juta per bulan.
Zaid adalah seorang ‘survivor’. Jatuh bangun dalam berusaha, bangkrut dan merasakan berada di titik terendah, sudah pernah ia lewati. Empat buah mobil yang ia dapatkan dari hasil usaha sebelumnya, harus ia relakan untuk membayar tunggakan dan bunga bank. Bahkan, rumah, tanah dan ruko yang ia punya, juga ikut terjual demi melunasi hutang ribanya di bank.
Dengan keadaan yang semakin terpuruk karena kehilangan banyak harta, perlahan-lahan Zaid mencoba bangkit. Ia mulai membuka jalan dengan mencoba keberuntungan berjualan buku pelajaran dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Singkat cerita, pekerjaan itu yang kemudian membawa langkah Zaid sampai ke Kabupaten Berau, tepatnya di daerah Kecamatan Biatan Lempake.
Tidak ingin hidupnya terus menerus terpuruk, Zaid dan istri lalu berpikir keras untuk membuat sebuah gebrakan dalam hidup mereka. Muncullah ide untuk membuka sebuah warung es kelapa.
“Sebelum seperti sekarang, saya dulu juga pernah merasakan sukses. Punya mobil, rumah, tanah dan lain-lain. Bahkan dulu saya dijuluki ‘King of Money’. Semua saya dapatkan dari hasil usaha berbisnis sampai ke luar negeri. Tapi kesalahan saya kala itu adalah masih tersangkut dengan riba, karena saya mengandalkan modal usaha dari hasil pinjaman ke bank. Dan ternyata, Allah tidak ridho, ditarik kembali semuanya. Saya juga dulu sangat jauh dari Tuhan, saya terlena kesuksesan yang sementara,” kisah pria berambut gondrong itu.
Rasa es yang langsung bisa diterima konsumen, membuat usaha es Zaid dan istrinya semakin hari kian ramai. Bahkan pembeli bisa datang berkali-kali, karena candu dengan es buatan Zaid dan istrinya. Dengan mengandalkan tiga kunci utama, pelayanan yang ramah, kebersihan yang terjaga serta rasa yang menggoda, pelanggan es Zaid semakin banyak dan meluas. Promosi jujur oleh pelanggan dari mulut ke mulut, semakin membawa usaha Zaid dan istrinya melambung pesat.
“Pelanggan mulai banyak, dari warga sekitar, pegawai kecamatan sampai orang-orang yang hendak berwisata dan singgah mencicipi es kami. Lama-lama, kami punya banyak pelanggan tetap. Dari situ banyak yang semangatin untuk buka cabang di Tanjung Redeb juga. Ternyata antusias warga Tanjung Redeb sangat luar biasa, sehari kami bisa mengeluarkan sampai 1.000 porsi es dengan aneka rasa,” sambungnya.
Sadar kesuksesan tidak akan terjadi tanpa campur tangan Tuhan, Zaid kemudian semakin memperbaiki diri dengan lebih mendekati sang pemberi rejeki. Ia mulai meninggalkan riba dan memperbanyak sedekah. Terlebih Zaid juga terus merubah lingkaran pertemanannya yang semakin mengerucut dan membawanya lebih dekat dengan Tuhan. Ia mulai rutin mengikuti majelis-majelis ilmu dan bergabung bersama orang-orang yang bisa membawa dampak positif untuk dirinya.
“Dulu waktu saya terjatuh, baru saya sadar ternyata tidak ada teman yang tulus. Teman-teman yang saya anggap bisa membantu saya berdiri ternyata lebih dulu menghindari saya yang terpuruk. Saya sadar bahwa hanya Allah yang selalu ad untuk saya dalam keadaan apapun, bagaimana mungkin saya lupa diri” tuturnya.
Perlahan namun pasti, Zaid mulai menyadari bahwa semakin ia mendekati TuhanNya, semakin ia menemukan kesuksesan. Zaid merasa apa yang terjadi padanya, situasi dan kondisinya yang sempat terpuruk adalah cara Tuhan menghentikan dirinya dari dosa-dosa.
“Saya bertaubat dan ingin menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Saya yakin kesuksesan itu tentunya harus didapatkan dari cara yang halal juga. Saya kapok dengan riba, karena semua yang saya dapatkan dari modal riba dihanguskan Allah juga. Tidak tersisa. Lebih baik kita modal sedekah untuk lebih memperkuat usaha yang kita jalani sekarang,” lanjut Zaid.
Zaid juga tidak takut jika suatu saat usahanya ditiru orang lain, karena pria yang hobi futsal ini meyakini meski usaha sama namun rejeki tidak akan tertukar. Hal itu membuat Zaid tidak terlalu ambil pusing kalau ada usaha yang sama dengan dirinya.
“Rejeki sudah ditakar dan tidak akan tertukar. Allah sudah menentukan semuanya. Kita hanya berusaha dan berdoa saja. Sambil terus meningkatkan kualitas dan rasa, menciptakan varian-varian es yang harus jadi favorit pelanggan semua. Jadi saya lebih fokus untuk meningkatkan usaha saya ketimbang harus risau kalau ada yang hampir sama dengan usaha kami,” katanya.
Kedai Zaid Es kini terus melambung pesat, setiap hari rukonya selalu penuh dengan pelanggan yang ingin menikmati aneka es segar dari Zaid Es. Terbukti dengan meningkatnya antusias pelanggan yang sampai membuat Zaid Es kembali mengembangkan rukonya baru-baru ini.
Varian menu yang disajikan pun tidak kalah menggoda. Zaid Es tidak menggunakan bahan pengawet dan bahan berbahaya lainnya. Semua dipersiapkan dengan mengutamakan higienitas dan rasa yang enak, tentunya dengan harga merakyat. (Mrt/Ded)