TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Dinas Kesehatan (Dinkes) Berau, menggelar Rakor Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbahan Pangan Lokal bagi Ibu Hamil dan Balita, Rabu (4/10/23), di Ruang Rapat Sangalaki Pemkab Berau.
Kegiatan tersebut diikuti oleh para Kepala Puskesmas, Petugas Gizi hingga Tim Satgas Stunting se-Kabupaten Berau.
Kegiatan dibuka oleh Bupati Berau, Sri Juniarsih, melalui Staf Ahli Bidang Polhukam Kesra Pemkab Berau, Warji. Dalam sambutannya, Bupati Berau menyampaikan kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekaligus mengoptimalkan potensi pangan lokal Kabupaten Berau yang sangat beragam dan kaya akan gizi.
“Saya yakin, apabila dua hal ini mampu dikolaborasikan dengan baik, maka masyarakat akan lebih sehat dan sejahtera. Untuk itu, melalui kesempatan yang berbahagia ini, saya mendorong khususnya kader Posyandu sebagai garda terdepan perwujudan kesehatan masyarakat, agar mulai melaksanakan program PMT berbasis pangan lokal,” ujarnya.
Selain itu, Pemkab Berau juga mendorong peran aktif dari Dinkes dan Puskesmas untuk terus melakukan pendampingan kepada masyarakat dan menjadikan PMT pangan lokal sebagai strategi penanganan masalah gizi pada ibu hamil dan balita serta terus melakukan penyuluhan tentang pentingnya ASI, edukasi pola makan, kebersihan, dan sanitasi untuk keluarga.
“Saya berharap program PMT pangan lokal ini dapat terlaksana sebagaimana mestinya dan dapat dilaksanakan merata di seluruh unit Posyandu maupun layanan kesehatan ibu dan anak yang ada di Kabupaten Berau. Mengingat, PMT ini telah mendapatkan dukungan anggaran dari DAK Kementerian Kesehatan dan APBD Kabupaten Berau. Meskipun jumlahnya terbatas, saya berharap saudara mengoptimalkan dengan sebaik-baiknya,” lanjutnya.
Ia juga menekankan untuk dapat mengaktifkan Posyandu dengan rutin serta melaksanakan pemberian kapsul vitamin A, pelaksanaan pengukuran, dan tingkatkan angka kunjungan serta program terpadu lainnya untuk memastikan kualitas kesehatan tumbuh kembang anak-anak di Kabupaten Berau.
“Upaya ini dilakukan agar terhindar sekaligus terlindungi dari berbagai macam penyakit dengan memantau tumbuh kembang secara intensif,” imbuhnya.
Instansi kesehatan juga didorong untuk melakukan identifikasi gangguan pertumbuhan dan intervensi sejak dini terutama pada 1000 hari pertama kehidupan, sehingga jika terjadinya masalah gizi dan masalah kesehatan, seperti stunting dan wasting dapat dicegah sedini mungkin. Karena hal itu upaya perbaikan gizi melalui konsumsi pangan lokal pada ibu hamil dan balita perlu dilakukan.
“Pemkab Berau memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sejahtera, dan berbudi luhur. Yang mana, aspek kesejahteraan. Ini sangat selaras dengan pemenuhan aspek derajat kesehatan. Untuk itu, mari kita konsumsi pangan lokal dan bersama-sama memastikan kesehatan generasi penerus yang kelak memegang tonggak kepemimpinan dan kemajuan daerah ini,” pungkasnya. (Mrt/Adv/Ded)