TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas menghadiri Peluncuran dan Thought Leadership Forum No 29 Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI) di ballroom Tokyo Hotel Bumi Segah, Jakan Pulau Sambit, Kecamatan Tanjung Redeb, Rabu (6/9/23).
Dalam sambutannya, Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas mengatakan masyarakat Kabupaten Berau turut bersyukur dengan kekayaan sumber daya alam (SDA) hayati di wilayah pesisir dan laut Berau. Karena menurut Sri, Berau menjadi bagian dari ekosistem segitiga karang dunia dan bentang laut Sulu Sulawesi yang mendukung sumber penghidupan masyarakat di sektor perikanan dan pariwisata.
“Wilayah kita memiliki potensi tinggi di SDA hayati. Jadi kita yang harus berinovasi dan berkreasi untuk memaksimalkan potensi yang ada tersebut,” ungkap Sri.
Lanjutnya, Kabupaten Berau juga memiliki ekosistem mangrove terluas kedua di Kalimantan Timur, dengan luasan mencapai kurang lebih 80.000 Hektare. Sebagai habitat udang, ikan dan kepiting, ekosistem mangrove yang sehat di Berau berkontribusi terhadap produksi perikanan dan pendapatan nelayan, petambak serta masyarakat pesisir.
Sri menyebut, dengan terjaganya ekosistem pesisir dan laut di Kabupaten Berau, total produksi perikanan tahun 2021 mencapai 25.782,39 Ton.
“Hal ini menunjukkan, bahwa sektor perikanan kita memiliki nilai strategis bagi kedaulatan pangan, pendapatan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat kita,” terangnya.
Selain itu, Sri mengakui bahwa jenis udang windu tambak Berau terkenal sebagai udang organik dengan produksi pada tahun 2021 sebesar 775,15 Ton yang dipasarkan domestik dan ekspor ke Malaysia dan China.
“Saat ini, kesadaran konsumen terhadap produk udang windu yang sehat dan ramah lingkungan semakin besar,” tuturnya.
Menurutnya memang bukan hal yang mudah bagi pembudidaya untuk menjaga keberlanjutan dan peningkatan produksi, tanpa harus membuka tambak baru yang justru dapat berdampak pada kesinambungan produksi perikanan.
“Kita selalu mendorong pengelolaan akuakultur berkelanjutan untuk mendukung perlindungan ekosistem mangrove sehinga akan memberikan manfaat terhadap lingkungan dan sosial ekonomi,” bebernya.
Kendati demikian, Sri mewakili Pemkab Berau memberikan apresiasi kepada Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) yang sejak lama telah mendukung pengelolaan SDA berkelanjutan di Kabupaten Berau, termasuk dalam hal pengelolaan tambak berkelanjutan melalui metode SECURE yang juga menjadi komponen inti dari Program Mangrove Sahabat Tambak Lestari (MESTI).
“Karena itu kami menyambut baik dan mengucapkan terima kasih serta apresiasi tinggi kepada inisiatif YKAN bersama para mitra yaitu Chevron dan Pact untuk untuk restorasi mangrove dan mendukung akuakultur berkelanjutan di Kabupaten Berau melalui Program MESTI,” jelasnya.
Dirinya berharap kemitraan ini bisa mendukung program pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Berau, khususunya di sektor kelautan dan perikanan.
“Semoga kegiatan kita hari ini berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang baik sesuai dengan harapan kita semua,” tandasnya. (Yud/Ded/Adv)