BIDUK-BIDUK, PORTALBERAU- Dinas Perhubungan Berau, Andi Marawangeng menyebutkan bahwa perbaikan Jembatan Labuan Cermin akan segera dilakukan dan anggaran akan disusulkan di APBD Murni Berau Tahun 2024.
Dikatakan Andi, Jembatan Labuan Cermin yang juga di fungsikan masyarakat sebagai tempat Bongkar Ikan Nelayan di Kampung Biduk-Biduk, pihaknya sudah pernah berkomunikasi dengan pihak Kepala Kampung (Kakam) Biduk-biduk beberapa waktu lalu tentang rencana perbaikan jembatan tersebut.
Andi menjelaskan, jembatan tersebut merupakan jembatan penghubung pertama sebelum dibangunnya jembatan baru saat ini dan tidak lagi difungsikan menjadi jalan utama. Mengingat kondisi jembatan sudah tua dan mengalami kerusakan.
“Itu jembatan lama yang masih difungsikan oleh masyarakat, selain digunakan para pejalan kaki, jembatan itu juga digunakan nelayan untuk bongkar ikan dan menambatkan perahu,” ungkap Andi. Rabu (2/8)23)
Lanjutnya, permintaan perbaikan jembatan tersebut merupakan permintaan masyarakat yang disampaikan melalui Kakam Biduk-biduk. Ia menyebut , biasanya jembatan itu digunakan bagi pejalan kaki dan nelayan yang bongkar ikan.
Menanggapi permintaan tersebut, pihaknya memalui Kepala Bidang (Kabid) Pelayaran turun tangan ke lapangan untuk membuatkan perencanaan perbaikan jembatan tersebut yang selanjutnya akan dikerjakan oleh DPUPR Berau lewat proses lelang.
“Rencana perbaikan Jembatan Labuan Cermin ini juga sudah kami sampaikan ke Ibu Bupati,” katanya.
Andi menyebutkan, gambaran perbaikan jembatan masih berproses, begitu juga dengan penganggaran rencananya akan diusulkan pada APBD Murni Kabupaten Berau Tahun 2024.
Dalam perencanaannya, perbaikan jembatan akan menggunakan material kayu jenis ulin dan jembatan tersebut juga dapat difungsikan bagi pejalan kaki saja tapi sekaligus menjadi jembatan wisata dan nelayan kedepannya.
“Kita tidak rehab total, tapi kita akan pertinggi agar bisa dilintasi kapal nelayan dan kita akan tambah dengan membuat jembatan tersebut lebih cantik dengan fasilitas tambahan sebagai jembatan wisata,” bebernya
Diakuinya, pihaknya tidak bisa memaksakan untuk mengusulkan anggaran di APBD Perubahan Tahun 2023 ini, ia khawatir di waktu yang tersisa mengakibatkan perbaikan tidak berjalan maksimal.
Selain itu, anggaran yang digunakan ia prediksi tidak besar yaitu, Rp 200 Juta lebih dan tentunya memerlukan proses lelang yang memerlukan waktu yang lebih banyak dalam prosesnya.
“Makanya saya tidak memaksakan anggarannya di APBD Perubahan 2023, kita menghindari adanya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (Silpa). Kalau kita paksakan mungkin akan terlaksana tapi hasilnya nanti tidak maksimal. Mengingat saat ini mencari material yang digunakan sangat sulit,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)