TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Terkait video atau konten yang sedang viral di Sosial Media (Sosmed) Facebook di luar Berau yang mengandung hoax karena berisi caption kalau yang berada dalam video tersebut merupakan khatib. Padahal saat itu Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas sedang memberikan sambutan di saat salat Idul Fitri dan itu merupakan hal yang biasa dilakukan oleh kepala daerah dari tahun ke tahun di momen sholat Idul Fitri.
Menanggapi permasalahan tersebut, Jajaran Pemkab Berau yang dipimpin oleh Asisten I Setkab Berau, M Hendratno bersama pihak terkait melakukan klarifikasi atas tuduhan tersebut di ruang rapat telecoference Diskominfo Berau, Kamis (4/5/23).
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Berau Provinsi Kaltim, Aji Mulyadi mengatakan, sehubungan diunggahnya sebuah konten di sebuah sosmed yakni Facebook yang berjudul “Khatib Idul Fitri Kok Bisa, Aliran Apa ini?” dengan durasi 1 Menit 40 Detik adalah memang Bupati Berau, Sri Juniarsih Mas yang sedang melaksanakan tugas kepala daerah dan bukan sebagai khatib.
“Bupati di sana sebagai kepala daerah, bukan sebagai khatib. Dirinya itu hanya memberikan sambutan yang beberapa saat sebelum masuk rangkaian penyelenggaraan shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di Masjid Agung Baitul Hikmah Tanjung Redeb,” ungkapnya.
Lanjutnya, video awal tersebut direkam dan kemudian diunggah di sebuah aplikasi tanpa menuliskan judul, tulisan ataupun narasi. Sedangkan video bernarasi yang sedang viral saat ini tidak diketahui oleh pengunggah pertama.
“Untuk isi sambutan Bupati sendiri, berisi hal yang sudah sering dilakukan dan bukan sekali ini saja, tetapi juga dilakukan oleh para Bupati sebelumnya,” terangnya.
Ia juga menegaskan bahwa sambutan yang disampaikan Bupati tersebut dilakukan sebelum kotbah Idul Fitri dilaksanakan, sehingga bukan merupakan bagian dari pelaksanaan sholat Idul Fitri.
“Sambutan tidak termasuk rangakaian kegiatan sholat Idul Fitri dan dilakukan sebelum kotbah,” tuturnya.
Atas dasar fakta-fakta tersebut dan untuk menghindari kesalahpahaman dan tafsir lain yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya umat Islam, Kemenag Berau, Majelis Ulama Indonesia, PHDI, Diskominfo, Bagian Prokopim Setkab Berau, Bagian Hukum dan Perundang-undangan Setkab Berau, dan Ketua Pengurus Masjid Agung Baitul Hikmah menyatakan bahwa sambutan yang disampaikan oleh Bupati Berau, bukanlah kotbah melainkan sambutan biasa yang disampaikan oleh kepala daerah yang telah lajim dilakukan kepala daerah sebelumnya.
“Kami juga meminta pengunggah konten video yang bernarasi tersebut untuk melakukan klarifikasi bahwa Bupati Berau tidak sedang malaksanakan kotbah, tetapi sedang memberikan kata sambutan,” ucapnya.
Dirinya juga meminta pengunggah konten video untuk merubah judul video yang ditulis dan disebar luaskan agar tidak menimbulkan persepsi yang salah dikalangan masyarakat, khususnya umat Islam.
“Demikian klarifikasi ini kita sampaikan untuk meluruskan sekaligus menghimbau masyarakat agar berhati-hati dan lebih teliti dalam mengunggah konten yang bersifat sensitif, terlebih masalah keagamaan,” tandasnya.
Sementara itu, Asisten I Setkab Berau, M Hendratno menjelaskan bahwa fakta yang sebenarnya pihaknya tidak pernah membuat kesalahan yang sakral dibulan ramadan dan Idul Fitri. Karena dapat menjadi hal-hal yang berkembang dan berakibat menjadi hal yang tidak baik.
“Kami klarifikasi kondisi yang kita jaga sama-sama bahwa berita ini cukup menjelaskan apapun nanti tentunya akan berkaitan dengan langkah hukum tentu kami akan mempertimbangkannya. Tapi pada hari ini kami fokuskan untuk memberikan penjelasan. Kita jaga keutuhan kita dengan memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya,” ujarnya.
Hendratno menyebut, pihaknya juga sudah mengadakan pertemuan dan membahas apa upaya klarifikasi, ada dua yakni, yg membuat video dan siapa yg menambahkan narasi. Video itu mungkin dibuat untuk memori sangat penting dan istimewa jadi pengambilan video. Hanya saja terlihat dikonten itu ada penambahan.
“Yang mengambil video awal tidak ada penambahan apapun. Itu yang menjadikan masalah, jadi kita klarifikasi saat ini,” pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut juga, Ketua Pengurus Masjid Agung Baitul Hikmah Tanjung Redeb, Kafrawi mengatakan, sambutan yang disampaikan oleh kepala daerah atau Bupati Berau sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri ini sudah menjadi kebiasaan atau tradisi dan pada saat kepala daerah menyampaikan sambutan juga menggunakan podium tersendiri dan tidak menggunakan podium khatib.
“Karena Bupati merupakan perempuan juga, jadi mimbar yang digunakan juga mimbar khusus dan tidak menggunakan mimbar khatib,” jelasnya.
Sambutan yang disampaikan kepala daerah sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri memang sudah tradisi sejak Tahun 1990. Awalnya memang sholat Idul Fitri dulunya dilakukan diluar masjid, namun setelah proses renovasi masjid selesai, kegiatan dilakukan kembali di dalam masjid.
“Sudah tradisi kepala daerah menyampaikan sambutan sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri. Sudah dari bupati-bupati terdahulu,” tutupnya. (Yud/Ded/Adv)