TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Peningkatan jumlah wilayah dari dua wilayah menjadi 14 di Kabupaten Berau yang berstatus rawan pangan menjadi sorotan dari Wakil Ketua I DPRD Berau, Syarifatul Syadiah.
Dikatakannya, hal memprihatinkan tersebut harus menjadi perhatian dari semua pihak, khususnya bagi Pemkab Berau.
“Tidak hanya saya, tetapi anggota dewan dari komisi lain juga saya berterimakasih karena ikut menyuarakan hal serupa,” ujar Syarifatul, Jumat (3/1/23).
Lanjutnya, ia juga menginginkan masyarakat untuk hanya menjadi konsumtif saja, tapi juga bisa memiliki rasa untuk memproduksi juga bahan-bahan yang mereka konsumsi.
“Kita perlu memberikan kesadaran kepada masyarakat agar mereka bisa memproduksi bahan-bahan makannya. Tidak hanya mampu membeli saja tapi mampu swasembada,” tuturnya.
Selain itu, Pemkab Berau juga harus mampu dengan segala kebijakan mendorong masyarakat untuk menyelesaikan permasalah yang dialami terkait rawan pangan tersebut.
“Program harus kita dorong terus
Ke kampung-kampung yang berstatus rawan pangan,” katanya.
Syarifatul menyebut, sedini mungkin harus sudah mulai mencanangkan seperti konsumsi beras lokal dan produk lokal untuk mempermudah masyarakat menjual hasil produksinya.
“Pastinya dengan begitu sudah ada pembeli dan produksi bisa lancar,” ucapnya.
Syarifatul berharap, Pemkab Berau melalui OPD yang terkait dapat terus berkreasi dengan menciptakan inovasi untuk membantu masyarakat di suatu kampung yang berstatus rawan pangan.
“Tidak kalah penting kita harus memberikan perhatian khusus agar wilayah rawan pangan di Bumi Batiwakkal yang kita cintai ini dapat berkurang. Kalau bisa tidak ada lagi yang berstatus rawan pangan,” pungkasnya. (Yud/Ded/Adv)