TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Pemerintah Republik Indonesia telah merancang pengembangan kawasan industri hijau di Kalimantan Utara (Kaltara) seluas 30 ribu hektare.
Kawasan industri tersebut diperkirakan menjadi green industrial park terbesar di dunia dan mendongkrak Indonesia menjadi negara maju, khususnya Kaltara pada tahun 2030 dengan kebutuhan investasi senilai USD 132 miliar atau setara dengan Rp 1,8 triliun lebih.
Berau kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan sekaligus Pj Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Berau, Agus Wahyudi, akan menerima dampak positif ketika proyek tersebut mulai berproses. Mengingat letak geografis Berau yang dekat dengan Kaltara.
Dampak positif yang akan didapatkan mulai dari segi tenaga kerja, pariwisata, serta pengadaan logistik guna memasok kebutuhan barang dan jasa di sana.
“Kita pasti ikut terpengaruh efek positif dari hal tersebut,” ungkap Agus, Sabtu (7/1/23).
Lanjutnya, rencana tersebut akan menciptakan peluang bisnis pada bidang logistik, karena kebutuhan logistik akan semakin banyak, guna mendukung kebutuhan pabrik dan industri maupun juga kebutuhan dasar pekerja.
Disana juga digadang-gadang memiliki pabrik petrokimia terbesar di Asia Tenggara, kawasan tersebut diperkirakan akan menghasilkan 8.000 megawatt (MW) PLTA (hydropower), 10 .000 MW solar panel dan 2,9 TCF gas.
“Walau Berau tidak ada batas adminitrasi, tetapi posisi Berau sangat dekat dengan lokasi pembangunan, seperti Gunung Tabur dan Tanjung Batu. Pemkab Berau siap membantu untuk memperdayakan SDM serta pelaku UMKM di wilayah tersebut,” bebernya.
“Pastinya sangat bermanfaat bagi kita khususnya Pemkab Berau serta dukungan dari segala aspek sehingga bisa berjalan sesuai target dan perencanaan yang kita harapkan,” tandasnya. (Yud/Ded)