TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Budidaya Madu Kelulut menjadi peluang emas yang tidak disia-siakan masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) Lati. Warga KAT Lati yang sebelumnya terbiasa menggantungkan kehidupan pada hasil alam, termasuk berburu madu hutan, kini telah mengenal madu kelulut sebagai metode budidaya madu yang baru. Saat ini, mayoritas warga di sana banyak yang membudidayakan madu tersebut.
Program hasil binaan PT Berau Coal ini diakui salah seorang warga KAT Lati, Puluk, menjadi hal baru yang dapat mendorong kemandirian ekonomi warga.
Diakui Puluk, selama ini usahanya hanya berburu yakni mencari madu hutan. Namun ketersediaan madu hutan tidak bisa sepanjang waktu atau musiman.
“Ya jadinya kalau tidak ada madu hutan, ya kami tidak menjual apa-apa, tidak ada penghasilan,” tuturnya.
Sehingga, dengan adanya pembinaan budidaya madu kelulut oleh PT Berau Coal, memiliki dampak besar bagi pengembangan budidaya madu secara jangka panjang. Dirinya pun semakin percaya, pasalnya, pendampingan sebelumnya dalam budidaya madu hutan juga telah berhasil.
“Sekarang jika menunggu musim madu hutan, kami sudah punya kegiatan lain. Terlebih lagi, madu kelulut ini lebih mudah. Bisa dibudidayakan di sekitar rumah. Tentu membuat kami menjadi lebih mudah” tuturnya.
Dia menjelaskan, kegiatan pengembangan madu kelulut dimulai dari kegiatan pecah koloni, pemanenan, hingga konservasi tanaman yang jadi pakan madu kelulut.
“Kami juga banyak belajar dari pembinaan PT Berau coal, semua itu kami praktikkan, dan syukur berjalan lancar,” katanya.
Selain dibantu pengembangan budidaya madu kelulut, masyarakat KAT Lati juga telah didampingi oleh PT Berau Coal sejak lama, mulai dari penyediaan hunian yang layak, penyediaan fasilitas air bersih, listrik, pendidikan untuk anak-anak, dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.
Menurutnya, tanpa dukungan dari PT Berau Coal, mungkin dirinya dan keluarganya masih hidup di hutan untuk bertahan hidup.
“Kami merasakan langsung dampak yang diberikan. Kehidupan kami menjadi lebih layak, dan anak-anak kami juga dapat bersekolah dengan baik berkat bantuan yang diberikan. Dan kami juga bisa memperbaiki ekonomi kami melalui madu hutan yang dikembangkan Berau Coal, serta saat ini tambahannya ada budidaya madu kelulut,” jelasnya.
Tak hanya itu, mereka juga turut mendapat bantuan sarana dan prasarana untuk melakukan panen madu hutan sehingga lebih mudah dan aman.
Adapun Community Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty, menjelaskan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat KAT Lati di Kampung Sambakungan sudah menjadi komitmen pihaknya melalui Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) warga KAT, diantaranya dengan memberikan pembinaan dan pelatihan budidaya madu kelulut untuk memperkuat ekonomi masyarakat di sana.
Program itu diharapkan menjadi penyokong produksi madu yang berkelanjutan, menggantikan madu hutan yang tidak selamanya tersedia setiap tahun.
“Sehingga produksi madu tidak lagi bergantung musim, dapat dipanen secara berkala. Lebih banyak masyarakat yang terlibat dalam budidaya madu kelulut itu, aksesnya pun lebih mudah dan minim risiko,” katanya.
Lanjut Hikmawaty, itu juga wujud konsistensi PT Berau Coal dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup dan program inovasi sosial dan mendorong kemandirian masyarakat KAT di lingkar operasional PT Berau Coal.
Dengan kepedulian yang tinggi dalam meminimalisir dampak pertambangan, dan memberdayakan masyarakat di sekitar area pertambangan juga lah membuat Berau Coal diganjar Proper Emas.
“Itu mengantarkan Berau Coal kembali menerima penghargaan Proper Emas dari Kementerian KLHK,” pungkasnya. (Ded)