TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Berau kini memiliki alat pendeteksi penyakit menular bernama Alat Uji Saring IMLTD “ChLIA”. Alat tersebut adalah sarana pemeriksaan awal dengan parameter empat penyakit berbahaya dan menular yang sering ditemui dalam darah pendonor, yaitu Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/Aids, dan Sifilis.
Kepala UDD PMI Berau, dr Yushelly Dinda Pratiwi mengatakan alat tersebut berfungsi untuk menyaring dari pemeriksaan sampel darah para pendonor. Dengan adanya alat penyaring tersebut, Shelly menyebut pihaknya sangat terbantu sekali, karena jauh lebih sensitif dan keselamatan pasien juga lebih terjaga.
“Seharusnya pengadaan alat ini didukung oleh pemerintahan setempat dari dulu, karena permasalahan dana makanya baru ada sekarang. Karena menyangkut keselamatan pasien yang paling utama,” ungkapnya usai sosialisasi dan launching Alat Uji Saring IMLTD “ChLIA” di Halaman Markas PMI Kabupaten Berau, Selasa (2/9/22).
Dirinya menjelaskan, sebelum adanya alat tersebut pihaknya menggunakan metode rapid test dalam melakukan pengecekan darah para pendonor. Dalam waktu lima menit, secara kasat mata hasilnya akan langsung terlihat, namun hasilnya tidak begitu akurat. Namun dengan alat baru tersebut, akan memakan waktu sedikit lama yakni sekitar 45 menit dengan hasil yang jauh lebih akurat.
“Mulai dari proses awal hingga akhir kami memakan waktu untuk melakukan pengecekan darah para pendonor, tapi kalau penggunaan alat maksimal hanya memakan waktu 30 menit saja,” jelasnya.
Shelly menyebut, penggunaan alat baru tersebut menjadi standar operasional di PMI seluruh Indonesia. Dirinya berharap, dengan adanya alat uji saring IMLTD ChLIA ini dapat mencegah dan menekan angka penyebaran penyakit menular melalui transfusi darah di Kabupaten Berau. Karena menurutnya, hasil uji saring darah dengan antigen dan antibodi tak sepeka IMLTD ChLIA.
“Inilah yang membuat pemeriksaan menggunakan alat IMLTD ChLIA lebih unggul,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PMI Kabupaten Berau, Agus Tantomo menuturkan, untuk masyarakat Berau mesti berbangga, karena kini Berau telah memiliki alat yang canggih, lebih sensitif dan lebih akurat dalam mendeteksi penyakit menular yaitu Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/Aids, dan Sifilis.
“Jadi masyarakat tidak perlu takut maupun ragu lagi untuk mendonorkan darahnya ataupun menerima transfusi darah, karena kita sekarang memiliki alat yang canggih untuk mencegah dan menekan penyebaran penyakit menular tersebut,” jelasnya.
Agus menambahkan, pengadaan Alat Uji Saring IMLTD “ChLIA” merupakan kerjasama operasional (KSO) dengan harga kurang lebih Rp 2 miliar. Untuk di Provinsi Kaltim sendiri, baru tiga kota yang memiliki alat ini yakni, Balikpapan, Samarinda dan termasuk Berau.
“Jadi kita mesti bangga punya alat canggih seperti ini,” katanya.
Dirinya berharap, dengan adanya alat ini bisa berguna bagi masyarakat Berau. Dan dirinya menegaskan keamanan bagi para pendonor maupun yang menerima transfusi darah dari PMI Berau akan lebih terjamin.
“Bagi yang hanya ingin melakukan pengecekan Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/Aids, dan Sifilis tidak bisa. Harus donor darah dulu, kalau donor akan otomatis keluar hasilnya. Dan gratis,” pungkasnya. (yud/mrt)
Rencana Rute Berau-Makassar Bandara Kalimarau Direstui PJ Gubernur Kaltim
TANJUNG REDEB, PORTALBERAU - Bandara Kalimarau Berau saat ini sedang mempersiapkan penerbangan rute baru untuk Makassar-Berau dan sebaliknya. Langkah ini...