SAMBALIUNG, PORTALBERAU– Perkembangan pertanian padi di Kabupaten Berau sedang naik-naiknya untuk saat ini. Diakui Mardan, salah seorang petani padi sawah asal Kampung Sei Bebanir Bangun, Kecamatan Sambaliung, yang kini masih bersemangat meningkatkan hasil panen di sawahnya.
Mardan, satu ketua kelompok tani Suka Maju di Bebanir Bangun ini mengakui telah menjalani profesi sebagai petani padi sawah selama 10 Tahun lebih. Sebelumnya ia mengakui bekerja sebagai penyedia pupuk kompos untuk PT Berau Coal selama kurang kebih 5 Tahun.
Mardan memulai usaha pertaniannya, dengan hasil panen sekali setahun.
“Awalnya teman saya buka lahannya di sini, waktu itu hanya bisa panen sekali setahun, setelah saya ikut bergabung saya ajak teman-teman, untuk berupaya meningkatkan hasil panen menjadi dua kali dalam setahun,” ujar Mardan saat ditemui di pondok sawahnya, Jumat (25/3/22).
Sahabatnya sempat hendak menyerah, mereka menilai jika pertanian padi sawahnya ini tidak akan berhasil untuk jangka panjang. Mardan menjelaskan, hal itu lantaran banyak hama yang menyerang sawah pada saat itu. Selain itu juga jumlah anggota dalam kelompok tani masih kurang dan belum begitu kompak.
“Selain serangan hama dan kekurangan orang. Kekompakan juga menjadi penentu keberhasilan kami untuk menjadi lebih maju,” bebernya.
Namun setelah kelompok taninya menambah anggota dan meningkatkan kekompakannya, akhirnya mendapat angin segar dengan hasil panen yang lebih baik. Dirinya mengatakan semenjak itu sampai hari ini hasil panen dari kelompok taninya semakin meningkat dan terus berkembang.
Seiring berjalannya waktu, kempok taninya yang awalnya masih menggunakan tenaga manusia dalam proses penyiapan lahan, penanaman benih sampai proses panen, kini pihaknya telah mendapatkan bantuan mesin dan study banding dari pemerintah lewat Dinas Pertanian juga berkat program pendampingan dari PT Berau Coal kepada para petani padi sawah di Kampung Sei Bebanir Bangun.
“Awalnya satu mesin perontok pertama saya beli sendiri, kemudian ada bantuan dari pemerintah satu buah mesin perontok padi. Selain itu kami juga diajak study banding ke Makassar. Ditambah bantuan dari PT Berau Coal memberikan bibit unggul dan pendampingan padi kepada kami,” bebernya.
“Yang tidak kalah penting, PT Berau Coal juga menyerap seluruh hasil pertanian kami secara berkelanjutan, baik yang masih berbentuk gabah basah maupun sudah jadi beras. Tentu hal ini jadi angin segar. Karena kami sudah punya pasar yang tetap.” tambahnya.
Mardan menjelaskan, total luasan lahan pertanian padi sawah yang digarap oleh kelompok tani suka maju ini sebesar 13 Hektare dengan petani sebanyak 23 orang. Dikatakannya, perolehan hasil panen setiap tahun apabila cuaca bagus dan hamanya kurang bisa mencapai 5 sampai 6 Ton per Hekatare.
Dikatakannya, sejak hadirnya PT Berau Coal tahun 2020 lalu dan memberikan mereka pendampingan, Mardan optimis kelompok taninya akan mendapatkan hasil panen yang meningkat, semoga bisa mencapai 7 Ton lebih. Diakuinya, pihaknya sangat bahagia dengan perolehan bantuan dari PT Berau Coal.
Community Development Officer Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal selaku penanggung jawab program pertanian, Leni Sumaranti mengatakan untuk binaan dari sektor pertanian padi sawah sudah dimulai sejak tahun 2018 lalu. Awal mulanya dari Kampung Gurimbang kemudian Kampung Sei Bebanir Bangun yang merupakan kampung binaan lingkar tambang PT Berau Coal.
“Untuk Kampung Bangun sendiri PT Berau Coal Sudah masuk di Tahun 2020 dengan awalnya bersama 8 orang petani untuk masa tanam pertama berlankut dimasa tanam kedua dengan 35 orang petani,” terangnya.
Lanjutnya, Adapun bantuan yang sudah diberikan PT Berau Coal kepada para petani berupa bibit padi unggul dan obat organik untuk perbaikan tanah. Untuk jumlah bantuan bibit unggul tahun 2020 ada sebanyak 360 Kilogram dan Tahun 2021 sebanyak 1.190. Diakuinya, inisiasi awal dari PT Berau Coal ini berawal dari melihat kondisi pemasaran hasil panen para petani padi sawah yang masih menjadi kendala para petani pada saat itu.
“Melihat kondisi tersebut kami berinisiatif membeli langsung gabah dalam kondis basah maupun sudah kering untuk membantu para petani,” ucapnya.
Selain Kampung Sei Bebanir Bangun, Gurimbang dan Seramut, PT Berau Coal juga melakukan pembinaan program pertanian di Kampung Samburakat,Tasuk dan Kampung Buyung-Buyung.
“Kita tetap sama perlakuannya, tetap melakukan monitoring ke teman-teman petani bahkan rencananya di Minggu depan, Minggu ke empat bulan Maret kita akan melakukan pelatihan untuk teman-teman penambah dalam menambah wawasan di pasca panennya,” bebernya.
“Dengan mendatangkan narasumber dari luar berau yaitu Balai Besar Penelitian Pasca Panen Pertanian yang ada di Karawang. Kita akan mengajarkan bagaimana cara memanen padi yang sesuai dengan usia ideal siap panen. Juga kualitas pada saat dipanen, bahkan pada saat melakukan penjemuran gabah hingga pengolahan menjadi beras yang berkualitas.” tandasnya.
Terpisah, Community Based Development Manager PT Berau Coal, Hikmawaty menuturkan, pengembangan desa binaan yang masuk dalam lingkar tambang PT Berau, seperti di Kampung Sei Bebanir Bangun selain membeli hasil panen para petani disana, PT Berau Coal berperan aktif dalam memberikan bantuan pendukung kepada petani.
Di antaranya bibit unggul dan obat organik perbaikan tanah, juga bekerjasama dengan beberapa kelompok tani untuk memaksimalkan mesin giling padi yang ada di sana, dengan melakukan perbaikan dan pemeliharan mesin giling tersebut.
“Dalam hal lain seperti perbaikan dan pemeliharan mesin giling padi yang ada di Kampung Sei Benanir Bangun kita juga ikut membantu,” ungkapnya.
Pengemasan hasil panen dari para petani, dilakukan Berau Coal di Rumah Kemas Berau Kreatif. Diakuinya, tujuan pengemasan dan pemberian branding dilakukan untuk membantu masyarakat dalam menambah nilai ekonomis yang dapat meningkatkan pendapatan dari masyarakat itu sendiri.
Dijelaskan Hikmawaty, dampak positif dari program PT Berau Coal ini agar petani padi sawah dapat meningkatkan hasil panennya, yang awalnya hanya dapat 3 ton per hectare nya, kini bisa meningkat menjadi 5 sampai 6 Ton. Tentu penghasilannya juga akan meningkat, yang awalnya 10 sampai 15 Juta bisa meningkat menjadi 25 sampai 30 Juta untuk satu Hektare.
“Tentu kita akan senang kalau petani Kampung Bangun bisa meningkat pendapatan ekonominya,” ucapnya.
Harapannya, semoga para petani bisa menabung dan mengatur keuangannya dengan baik karena semua hasil panennya dibeli semua oleh PT Berau Coal. Pihaknya juga akan terus berkoordinasi dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian serta Dinas Pangan Berau.
“Karena kedua dinas tersebut sudah memiliki ijin edar dan sertifikasi halal,” tandasnya. (Yud/Ded)