TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Pemerintah Kampung Merabu, Kecamatan Kelay akui keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Kampung Merabu merupakan sumber Pendapatan Asli Kampung (PAK) yang dikelola langsung oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK).
Sekretaris Kampung Merabu juga Selaku Sekretaris BUMK Merabu, Franly Aprilano menyebutkan untuk PLTD itu sebenarnya pembangunannya mulai sejak tahun 2015, itu merupakan hibah dari Amerika masuk Indonesia yakni Millenium Challenge Account Amerika (MCA) Indonesia.
“Kami dapat hibah kurang lebih 20 hingga 30 milyar, itu untuk nilai investasinya,” Sebutnya.
Dirinya menjelaskan sejak tahun 2015 pengerjaan PLTS tersebut dilaksanakan dan komisionernya atau bisa digunakan tahun 2018.
“Jadi untuk pembangunan PLTS ini kurang lebih selama 2 tahun, dan sampai sekarang sudah 4 tahun berfungsi dan digunakan masyarat Kampung kami,” Terang Franly yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Kampung Merabu.
Untuk sambungan listrik PLTS ini, Dirinya menyebut ada sekitar 131 bangunan, rumah warga dan sarana prasana yang ada dikampung.
Diakuinya, untuk biaya atau tarif listrik sendiri pihaknya mengikuti arahan dari pemerintah.
“Jadi kalau pemerintah melalui PLN saat ini dengan harga 1461/kwh belum termasuk pajak belum termasuk PJU. kalau kami per kwh itu kami patok di 1460/kwh saja, tidak boleh tinggi dari harga yang ditetapkan oleh pemerintah,” Ungkap Franly
Lebih lanjut, selain sebagai Sekretaris Kampung/BUMK dirinya juga selaku Manajer di PLTS tersebut yakni PT. Sinang Puri Energy.
Dijelaskan Franly untuk tenaga maksimal PLTS di Kampung Merabu ini maksimal 320 ribu watt. Sepanas panasnya bisa mengeluarkan daya sebesar 300 ribu watt pigs
“Sebenarnya, ini jadi tantangan kami saat ini yakni untuk pemakaian siang ini itu hanya 15 ribuan watt, jadi surplusnya banyak sekali. Jadi bahkan mau dibuat industri kecil seperti pabrik misalnya itu masih bisa atau menggunakan listrik sampai 100 ribu watt hingga 150 ribu wat itu masih cukup buat siang hari,” Terangnya.
“Sementara untuk pemakaian dimalam hari hanya sebanyak 20 kilo watt dikali 12 jam dan baterainya masih cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik dikampung,” Tambah Franly. (Rzl/Ded)