TANJUNG REDEB, PORTAL BERAU– DPRD Berau juga memberi dukungan penuh kepada Pemkab untuk mengembangkan tanaman Porang di Kabupaten Berau. Hal ini diungkapkan Wakil I Ketua DPRD Berau, Syarifatul Syadiah. Dikatakannya, DPRD Berau juga melihat potensi yang cukup bagus bagi para petani untuk mulai membudidayakan tanaman Porang tersebut.
“Kita sudah melakukan studi banding yakni pimpinan DPRD dan Komisi II beberapa waktu lalu ke Kabupaten Madiun, untuk mendalami potensi Porang. Dan kita melihat kalau budidaya ini prospeknya cukup menjanjikan. Terlebih Berau juga memiliki kondisi geografis yang baik untuk menjadi tempat pembudidayaannya,” jelas Syarifatul.
Kunjungan yang dilakukan bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distannak) Berau, KADIN, perwakilan kelompok tani, dan para pengusaha Berau itu ternyata membawa efek luar biasa. Meskipun menempuh perjalanan jauh untuk dapat sampai di lokasi petani Desa Sumber Bendo (desa binaan Distannak Madiun), para petani Porang dari Berau sangat antusias saat melakukan diskusi dengan kepala desa dan petani Porang terbaik di Indonesia yakni Sukarno.
“Kami mendorong budidaya ini bisa dikembangkan di Berau untuk peningkatan kesejahteraan para petani. Sekaligus upaya pemerintah dan stake holder terkait dalam membantu masyarakat untuk upaya pemulihan ekonomi di masa pandemi,” tambahnya.
Lebih lanjut dikatakan Sari, DPRD tak hanya mendukung pembinaan petani melainkan hingga pengolahan agar Porang tak hanya dalam bentuk mentahan, tetapi produk jadi sehingga nilai jualnya lebih tinggi.
Di Berau sendiri saat ini sudah mulai membudidayakan Porang tersebut. Lahan seluas 1 hektar di Kampung Sambakungan Kecamatan Gunung Tabur sudah mulai ditanami Porang. Dan luasan ini akan terus bertambah hingga 500 hektar.
Sedangkan Distannak Berau juga mulai menggiatkan budidaya ini ke para kelompok tani. Pembinaan penanaman Porang juga digencarkan. Bahkan pabrik Porang dengan investor luar negeri juga sudah ada, dimana hasil pengolahan bahan mentah atau setengah jadi Porang tersebut diekspor ke negaranya lalu diolah menjadi produk jadi siap jual. Dengan begini kemungkinan dapat memecah monopoli ekspor. (Ded/Adv)