TANJUNG REDEB, PORTALBERAU- Kepulauan Derawan dikenal akan wisata alam pantainya serta alam bawah lautnya dengan segudang lokasi bersejarah yang sering kali terlewat. Apabila kita berkunjung di Pulau Derawan biasanya kita akan terfokus dengan wisata lautnya, padahal di Pulau Derawan juga menyimpan cerita sejarahyang tidak kalah menarik dari wisata lautnya.
Terdapat beberapa situs bersejarah yang ada di Pulau Derawan, yaitu Sumur Tua Bersejarah, Makam dengan Patung Kuda serta Makam Pahlawan 3 negara.
Amir Umrah H. Bunggau, Pria kelahiran 1940 ini merupakan kepala adat suku Bajau dari tiga adat yang dipandang di kepulauan Derawan. Dirinya menceritakan, Sumur yang berdasarkan penuturannya adalah sumber mata air tawar pertama di pulau kecil yang sekelilingnya adalan air asin ini memiliki cerita mistis tersendiri bagi masyarakat Pulau Derawan.
“Hingga saat ini tempat itu masih mistis, masyarakat yang buang hajat di sekitarnya bisa kesurupan,” ceritanya sambil menunjukan catatan sejarah yang ditulis oleh tangannya sendiri.
Umrah, sapaan akrabnya menambahkan. Konon katanya di sumur itu dihuni oleh 2 buaya tak kasat mata. Itu sebabnya mungkin, cerita mistis itu berkembang ditengah masyarakat. Sumur Tua itu sudah tidak se mengerikan seperti apa yang di ceritakan, untuk menghormatinya, Sumur Tua itu telah di renovasi, sehingga tampilannya hanya tampak seperti sumur pada umumnya. Hanya saja, sekilingnya diberi pagar serta dengan ikatan kain berwarna kuning di tiangnya.
Selain Sumur Tua, jika kita berjalan sejauh 200 meter akan menemukan pemakaman umum di sisi kanan jalan. Ada satu makam yang cukup menarik perhatian, makam tersebut memiliki Patung Kuda berwarna Putih meski kondisinya sudah tidak utuh, tetapi monumen tersebut masih bisa kita jumpai jika mengunjungi Delawan (konon nama asli yang ditarik sehingga menjadi Derawan).
Umrah menjelaskan, makam yang cukup menarik perhatian itu rupanya adalah salah satu makam seorang pangeran atau anak keturunan dari salah satu raja yang ada di Bumi Batiwakkal. Meski ia tak menjelaskan secara rinci, namun ia menyebut, pangeran tersebut adalah anak dari 2 kerajaan. Yaitu salah satu kerajaan yang ada di Berau serta kerajaan dari Filipina.
“Itu makam dari anak raja, dari kerajaan di Berau dengan seorang istri yang berasal dari Kerajaan Filipina,” jelas Umrah.
Terakhir, jika kita berjalan belok ke kiri daru makam umum, maka kita akan melihat di sebelah kanan terdapat 5 buah batu nisan dimana kelimanya di ikat dengan kain kuning. Umrah menjelaskan kembali, 5 makam yang terpisah itu ternyata adalah makam pahlawan bagi masyarakat Pulau Derawan.
“Itu adalah Makam 3 Pahlawan Negara,” tegasnya.
Dirinya berharap, agar kedepan pemerintah dapat memperhatikan sejarah yang ada di Bumi Batiwakkal, terutama di Pulah Derawan sebagai lokasi awal terbentuknya Kepulauan Derawan. (Yud/Ded)