TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Guna mencegah penyebaran dan memutus rantai penyebaran covid-19, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Berau, menyarankan agar pelaksanaan KKN dilakukan di daerah asal, dimana mahasiswa tinggal.
Kepala Dinas Kesehatan Berau, Iswahyudi, menjelaskan, KKN didaerah asal menghindar dari pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain. Terutama dari daerah yang berstatus zona merah ke zonta hijau. meskipun hanya berpindah tempat dari satu kecamatan ke kecamatan lain atau dari satu kampung ke kampung lain, resiko penyebarabn covid-19 masih bisa terjadi.
Sehingganya diharapkan perguruan tinggi yang mahasiswa melaksanakan KKN untuk didaerah masing masing. Selain itu pelaksanaan KKN dikatakannya harus lebih dulu mendapat persetujuan dari pemerintah kampung setempat.
“Kalau untuk KKN ini, kami menyarankan KKN di wilayah dia (mahasiswa,red) tinggal saja, jadi tidak loncat sana loncat sini,” ungkapnya
Kalau pun ada mahasiswa yang melaksanakan KKN di daerah atau kampung lain dikatakan Iswahyudi, disarankan minimal melakukan rapid test. Hal ini untuk memastikan kondisi kesehatan mahasiswa aman. Kalau pun tidak melakukan rapid test maka minimal mengikuti protokol kesehatan dengan karantina mandiri selama 14 hari sebelum melakukan aktivitas.
“yang pertama orang kampung dulu mau menerima atua tidak, kedua orang kampung mau menerima minimal melakukan rapid test, karena kampung itu bisa aman kalau tidak kemasukan orang dari luar,” jelasnya.
Berau saat ini dikatakan Iswahyudi masih ada wilayah yang berstatus merah. Seperti Tanjung Redeb yang kini masih terjadi kasus terkonfirmasi covid-19. Sehingga orang yang bergerak dari zona merah ke zona hijau harus memastikan aman dari covid-19. sehingga harus melakukan hal yang sama seperti pelaku perjalanan dari luar daerah ke Kabupaten Berau.
“Sama seperti dari luar daerah ke Berau, begitu juga dengan di kecamatan dan desa desa, kalu tidak ada orang masuk mereka akan saja, tapi kalo ada yang masuk itu resko, da nada dua yang bisa dilakukan, kalau mau langsung beraktivitas lakukan tes, kalau tidak maka harus karantina lebih dulu,” jelasnya.
Terkait dengan pembiayaan rapid test dijelaskan Iswahyudi, tidak ada anggaran khusus untuk mahasiswa yang melaksanakan KKN. Selama ini tim gugus tugas hanya mengalokasikan rapid test gratis bagi mahasiswa yang akan kembali ke tempat kuliah diluar daerah. Bagi mahasiswa yang memilih KKN di kecamatan atau kampung lain, maka diserahkan kepada masing masing mahasiswa. Pasalnya telah diberikan pilihan bagi mahasiswa untuk KKN didaerah masing masing.
“Saya lebih menyarankan untuk tidak bergerak ke kampung kampung dulu, itu lebih aman,” Pungkasnya. (*)