TANJUNG REDEB, PORTALBERAU– Melihat perubahan warna air sungai segah yang terjadi beberapa hari ini membuat Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau terjun kelapangan untuk mengambil sample air. Hal ini dilakukan guna mengecek pH air yang menjadi bahan baku masyarakat Kabupaten Berau ini.
Kepala DLHK Berau, Sujadi mengatakan setelah menerima informasi terkait kejadian perubahan air sungai itu, pihaknya bersama tim telah mengambil sampel di 7 titik yakni di Intek Rinding, Jeti PT Berau Coal Sambarata, PDAM Labanan, Sungai Garis Tengah, Parutan Rantau Solok Sungai Babakung sampai ke Muara Siduung.
“Ada 7 titik yang kami ambil sampelnya, untuk didaerah rinding PHnya masih normal yakni 8. Sedangkan daerah Sungai Garis Tengah sampai Parutan Rantau Gong Solok itu yang rendah, hanya 3,” ungkapnya saat ditemui Portalberau diruang kerjanya.
Dikatakannya, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan penyebab terjadinya perubahan warna karena masih dalam tahap penyelidikan dan mencari sumbernya. Selain cekn dibantaran sungi, DLHK hari ini juga melakukan pengecekan melalui jalur darat.
Lanjut Sujadi, jika melihat pengalaman ditahun 2015 lalu, sempat terjadi hal serupa yang kemungkinan akibat kemarau Panjang, terjadinya karhutla dan diakhir terjadi hujan. Bahan tersebut masuk ke badan sungai dan mengakibatkan penyuburan diperairan.
“Bisa jadi akibat kemaru dan karhutla selanjutnya terjadi hujan membuat bahannya itu masuk ke dalam air dan mengakibkan air teraduk sehingga lapisan bawah naik kepermukaan dan mengakibatkan kurangnya oksigen diatas yang akhirnya membuat ikan-ikan mati,”terangnya.
Kemungkinan kedua juga bisa terjadi, yakni dengan penyuburan perairan mengakibatkan munculnya Phyto Plankton yang juga mencari oksigen dan bersaing dengan ikan-ikan yang ada di sunagi. Namun, jika hujan bisa terus turun dan air bisa mengalir kelaut, kemungkinan besar kondisi akan kembali normal.
“Ini baru kejadian awal kemungkinan besar belum berdampak kepada masyarakat, terkecuali mulau muncul aroma yang tak sedap pada air,” pungkasnya. (*)